Polisi Ferguson Tak Dituntut, Massa Mengamuk  

Selasa, 25 November 2014 14:43 WIB

Sebuah mobil terbakar dijalanan setelah para juri menyatakan Darren Wilson polisi penembak kulit hitam Michael Brown tidak bersalah di Ferguson, Missouri, 25 November 2014. Sejumlah warga melakukan protes terhadap putusan yang diberikan oleh juri. REUTERS/Jim Young

TEMPO.CO, Ferguson - Juri memutuskan untuk tidak menuntut Darren Wilson, polisi kulit putih, yang menembak Michael Brown, 18 tahun, remaja kulit hitam, di Ferguson, Missouri, Amerika Serikat. Bob McCulloch, jaksa penuntut di St Louis County, menyebut kematian Brown adalah tragedi. Namun menurutnya, juri tidak menemukan penyebab yang mungkin untuk mendakwa polisi 28 tahun itu dengan pasal pembunuhan.

Keluarga Brown menyatakan kekecewaan mereka. “Kami benar-benar kecewa karena pembunuh anak kami tidak akan menghadapi konsekuensi perbuatannya,” kata mereka seperti dikutip NBCNews, Selasa, 25 November 2014.

Protes massa segera merebak dalam bentuk kekerasan, penjarahan, pembakaran pada Senin di pelbagai negara bagian. Lebih dari seribu orang berunjuk rasa di Manhattan, Oakland, California. Belum lagi di Philadelphia dan Chicago. Mereka berteriak, “Tak ada keadilan!”. Sebanyak 300 orang juga berdemo di depan Gedung Putih.

Massa tak terkendali membakar mobil polisi, menjarah toko telepon seluler, juga memecah kaca restoran cepat saji McDonald’s. Di markas polisi Ferguson, massa protes melempar polisi dengan botol. Polisi dengan peralatan pelindung berusaha membubarkan ratusan pengunjuk rasa. Di St Louis County, polisi menggunakan gas air mata dan asap untuk menghadapi massa.

Senin malam, Presiden Barack Obama mengeluarkan pernyataan agar semua pihak menahan diri. “Kita adalah bangsa yang dibangun berdasar hukum, jadi kita harus menerima keputusan juri,” kata Obama. Obama mengaku memahami protes dalam hal penegakan hukum terkait dengan warna kulit. Namun menurutnya tak ada alasan untuk berbuat kekerasan.

Kasus penembakan di Ferguson terjadi 9 Agustus lalu. McCulloch bercerita, Wilson mengaku sedang duduk di kendaraan patrolinya ketika Brown mendekat dan memukul sang polisi. Selanjutnya, Wilson menembakkan 12 tembakan.

Beberapa saksi mata mengatakan Brown ditembak dan tewas dalam keadaan mengangkat tangan ke atas. Namun jaksa penuntut menyebut saksi mata mengubah kesaksian mereka, bahkan meralat dengan menyatakan mereka tak melihat langsung. Jaksa McCulloch mengaku memahami kekecewaan massa. Tetapi, kata dia, keputusan sistem pengadilan tidak dapat didasarkan pada protes publik untuk kepentingan politik.

NBC NEWS | ATMI PERTIWI

Berita Lainnya:
Pemerintah Korsel Ancam Penjarakan Penjual Tongsis
Tren Koruptor Bergeser ke Ibu-ibu dan PNS Muda
Polling Tokoh TIME, Peringkat Jokowi di 7 Besar
Peta Kekuatan Interpelasi Jokowi di DPR
Jokowi: Puluhan Kali BBM Naik Tidak Interpelasi

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya