Ingin Reformasi Ekonomi, Jepang Bubarkan Parlemen  

Reporter

Editor

Rosalina ocha

Jumat, 21 November 2014 16:57 WIB

PM Jepang, Shinzo Abe (kiri), menyambut Majelis Nasional Korea Selatan, Chung Ui-hwa, di kediaman resmi Abe di Tokyo, Jepang, 27 Oktober 2014. Chung dan anggota parlemen Korea Selatan akan berkunjung ke Jepang selama tiga hari. REUTERS/Toshifumi Kitamura

TEMPO.CO, Tokyo - Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe resmi membubarkan parlemen dan membuka jalan bagi pemilihan umum sela. Pembubaran parlemen tersebut diumumkan di gedung Majelis Rendah Jepang oleh Bunmei Ibuki pada Jumat pagi waktu setempat.

Pembubaran Parlemen Majelis Rendah itu menjadi kesempatan PM Shinzo Abe untuk melakukan reformasi ekonomi dan menunda kenaikan pajak penjualan.

Namun, seperti dikutip dari BBC, Jumat, 21 November 2014, jajak pendapat yang dilakukan oleh media lokal menunjukkan rendahnya dukungan warga terhadap langkah Abe tersebut. Masyarakat juga banyak yang mempertanyakan alasan menggelar pemilu lebih cepat dua tahun dari yang dijadwalkan.

Jepang akan menggelar pemilu pada 14 Desember mendatang. Lebih cepat dua tahun dari jadwal sebelumnya yang akan digelar pada 2016.

Pada hasil survei yang dibuat oleh kantor berita Kyodo, sebanyak 63 persen masyarakat Jepang tidak memahami alasan PM Abe menggelar pemilu lebih cepat. Survei berbeda yang dibuat oleh surat kabar Asahi Shimbun juga mendapati hanya 39 persen masyarakat yang mendukung langkah Abe tersebut.

Atas langkah itu, Abe dan partai tempatnya bernaung, Partai Demokratik Liberal (LDP), mengalami penurunan popularitas di mata konstituen. Namun, Mereka tetap berharap bisa memenangkan pemilu Desember mendatang karena suara oposisi masih lemah. (Baca juga: Dubes Jepang Temui JK Bahas Infrastruktur)

Dia berjanji akan mengundurkan diri jika koalisinya yang terdiri dari Partai LDP dan Komeito, gagal memenangkan pemilu sela pada Desember mendatang. Kampanye akan dimulai pada 2 Desember.

Abe akan menjalankan kebijakan ekonomi ambisiusnya yang diberi nama "Abenomics" jika dalam pemilu mendatang sukses meraih suara mayoritas. Kebijakan yang sudah diluncurkan sejak dua tahun lalu itu dianggap bisa merevitalisasi ekonomi Jepang. (Baca juga: G20 Bahas Ekonomi Jepang dan Eropa)

"Ada kritik yang menyebutkan Abenomics adalah sebuah kegagalan," kata Abe. "Jadi apa yang harus kita lakukan? Sayangnya, saya belum mendengar satu ide yang konkret."

Perekonomian Jepang terus merosot meski pertumbuhan Produk Domestik Bruto tercatat meningkat. Bahkan, Jepang memasuki resesi pada kuartal ini. Hal itu diperburuk oleh kenaikan pajak penjualan pada April lalu dari lima persen menjadi 8 persen, yang berakibat belanja konsumen menjadi anjlok. (Baca juga: Jepang Resesi, Kurs Rupiah Stagnan)

Kenaikan pajak konsumsi tahap kedua awalnya dijadwalkan pada Oktober 2015 menjadi 10 persen, tapi Abe akan menundanya hingga 18 bulan ke depan.

BBC | NEW YORK TIMES | ROSALINA

Terpopuler Dunia
Cerita Ibunda Soal Miss Honduras yang Tewas Tragis
Anak Jokowi Lulus dari Anglo-Chinese Singapura
New York Dihantam Badai Salju, Sedikitnya 8 Tewas
Demi Putrinya, Ibu di Belanda Nekat ke Suriah

Berita terkait

Fenomena Serangan Penusukan dan Penembakan ke Tokoh Asia: Dari Shinzo Abe hingga Wiranto

4 Januari 2024

Fenomena Serangan Penusukan dan Penembakan ke Tokoh Asia: Dari Shinzo Abe hingga Wiranto

Pemimpin partai oposisi Korea Selatan, Lee Jae-myung, tengah dirawat di rumah sakit setelah aksi penusukan di lehernya

Baca Selengkapnya

Kronologi Serangan Penusukan Terhadap Pemimpin Oposisi Korea Selatan Lee Jae Myung

3 Januari 2024

Kronologi Serangan Penusukan Terhadap Pemimpin Oposisi Korea Selatan Lee Jae Myung

Polisi menyebut seorang pria berusia 67 tahun melakukan penusukan terhadap Lee, 59 tahun, dengan pisau 18 cm yang dibeli secara online.

Baca Selengkapnya

Menteri Jepang Ramai-ramai Mundur Karena Terlibat Kasus Suap

15 Desember 2023

Menteri Jepang Ramai-ramai Mundur Karena Terlibat Kasus Suap

Empat menteri di Jepang dan wakilnya ramai-ramai mundur karena kasus skandal tiket.

Baca Selengkapnya

KCI Buka Suara soal Rencana Impor KRL Baru dan Peremajaan Kereta

24 Juni 2023

KCI Buka Suara soal Rencana Impor KRL Baru dan Peremajaan Kereta

KCI bersama beberapa stakeholder sudah melakukan rapat yang membahas mengenai kebutuhan sarana KRL tersebut pada Rabu, 21 Juni 2023.

Baca Selengkapnya

Sidang Tersangka Pembunuhan Shinzo Abe Ditunda Gara-gara Paket Mencurigakan

12 Juni 2023

Sidang Tersangka Pembunuhan Shinzo Abe Ditunda Gara-gara Paket Mencurigakan

Tersangka pembunuh Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, gagal disidang hari ini karena paket misterius yang dikirim ke pengadilan.

Baca Selengkapnya

Istri Mendiang PM Shinzo Abe Terima Lukisan Karya SBY dan Dipo Alam

13 Mei 2023

Istri Mendiang PM Shinzo Abe Terima Lukisan Karya SBY dan Dipo Alam

Dipo Alam, mantan Sekretaris Kabinet RI, melukis sosok mendiang PM Shinzo Abe berbusana batik.

Baca Selengkapnya

Kejaksaan Jepang Mendakwa Pembunuh Shinzo Abe

13 Januari 2023

Kejaksaan Jepang Mendakwa Pembunuh Shinzo Abe

Kejaksaan Jepang mendakwa Tetsuya Yamagami, pria yang diduga membunuh mantan Perdana Menteri Shinzo Abe.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Shinzo Abe, Jepang Mulai Selidiki Gereja Unifikasi

23 November 2022

Pembunuhan Shinzo Abe, Jepang Mulai Selidiki Gereja Unifikasi

Jepang meluncurkan penyelidikan terhadap Gereja Unifikasi setelah pembunuhan mantan Perdana Menteri Shinzo Abe

Baca Selengkapnya

PM Jepang Perintahkan Investigasi Gereja Unifikasi, Terancam Bubar?

18 Oktober 2022

PM Jepang Perintahkan Investigasi Gereja Unifikasi, Terancam Bubar?

Akibat peristiwa kematian Shinzo Abe, terungkap indikasi hubungan dekat antara Gereja Unifikasi dan anggota parlemen partai yang berkuasa.

Baca Selengkapnya

Jepang Melepas Shinzo Abe dengan Bunga dan Kontroversi

27 September 2022

Jepang Melepas Shinzo Abe dengan Bunga dan Kontroversi

Ribuan pelayat Shinzo Abe membanjiri tempat pemakaman sejak dini hari, memaksa penyelenggara untuk membuka aula setengah jam lebih awal.

Baca Selengkapnya