Kuburan rahasia di dekat Iguala, Meksiko, Senin 6 Oktober 2014. Pihak pemerintah mengatakan sedang menyelidiki apakah 28 mayat yang ditemukan di kuburan ini adalah para siswa yang diserang oleh polisi lokal di Iguala. AP/Eduardo Verdugo
TEMPO.CO, Iguala - Jaksa Agung Meksiko untuk Negara Bagian Guerrero pada Selasa, 14 Oktober 2014, mengatakan kuburan massal yang ditemukan di sebuah bukit di Iguala tidak berisi mahasiswa yang dilaporkan hilang sejak akhir September lalu.
“Kami memiliki DNA dari keluarga mahasiswa dan tak ada satu pun DNA yang sesuai dengan mayat yang ditemukan di kuburan tersebut,” ujar Jaksa Agung Jesus Murillo Karam dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Pada saat yang sama, Murillo juga mengumumkan penemuan kuburan massal lainnya. Namun belum ada penjelasan lebih lanjut mengenai hal ini. (Baca: Mayat Hangus Ditemukan di Kuburan Massal Meksiko)
Sementara itu, polisi juga telah menangkap 14 polisi dari Cocula, kota tetangga Iguala. Mereka telah mengaku terlibat dalam hilangnya 43 mahasiswa tersebut. Meski demikian, Murillo belum memberikan keterangan apa saja informasi yang sudah didapatkan dari puluhan polisi tersebut.
Puluhan mahasiswa dilaporkan menghilang setelah rentetan kerusuhan terjadi di Iguala mulai Jumat malam hingga Sabtu, 26-27 September 2014. Kerusuhan yang melibatkan mahasiswa, polisi, dan orang-orang bersenjata tak dikenal itu menewaskan enam orang dan melukai 25 lainnya.
Diduga kuat, polisi dengan bantuan geng narkoba melakukan kekerasan berlebihan terhadap mahasiswa yang memang sering berkonflik dengan polisi. Kerusuhan itu dimulai saat polisi berusaha mencegat bus yang dibajak mahasiswa yang tengah menuju Iguala dari Kota Tixtla. (Baca: Sebelum Hilang, Mahasiswa Meksiko Ditembaki Polisi)
Sekitar 20 ribu demonstran menuntut Trump menghormati negara mereka, membatalkan rencana pembangunan tembok di perbatasan kedua negara, serta meminta maaf.