Seorang pria yang diduga terinfeksi Ebola tiba di Institut Nasional Evandor Chagas di Rio de Janeiro, Brasil, Jumat 10 Oktober 2014. Pria ini dipindahkan ke Institut Nasional Evandro Chagas sehari setelah masuk Unit Darurat Cascavel, di Parana. REUTERS/Mauro dos Santos
TEMPO.CO, London - Tingginya persentase penumpang yang masuk ke Inggris dari Liberia, Sierra Leone, dan Guinea sebesar 89 persen mendorong Bandara Heathrow melakukan cek kesehatan temperatur tubuh bagi para penumpang. Menurut Jeremy Hunt, Sekretaris Kesehatan Inggris, ebola akan didiagnosis secara keseluruhan pada akhir tahun ini dan diperkirakan hanya ada kurang dari sepuluh kasus untuk tiga bulan ke depan.
Immigration Services Union (ISU) menyatakan bahwa ada lebih dari 5.000 pegawai yang bertugas di perbatasan yang tidak terjamah cek kesehatan tersebut. Menurut Lucy Moreton, Sekretaris Umum ISU, pemerintah lebih berfokus pada suhu tubuh tinggi seseorang setelah melakukan penerbangan daripada suhu tubuh tinggi masyarakat perbatasan yang tidak melakukan penerbangan. (WHO: Korban Ebola Sudah Capai 4.000 Jiwa)
Tidak adanya penerbangan langsung dari negara Afrika ke Inggris mengharuskan penumpang transit ke negara Eropa, sehingga kemungkinan masuk melalui jalur perbatasan justru lebih besar.
Dilansir dari The Guardian, pemerintah Inggris beberapa waktu lalu menyatakan cek suhu tubuh tidak diperlukan dalam cek kesehatan penumpang. Namun, Senin lalu, Hunt mengatakan kepada anggota parlemen bahwa pertanyaan seputar suhu tubuh penumpang ada pada daftar teratas kuesioner.Tidak ada alat baru yang digunakan untuk pengecekan temperatur tubuh penumpang di Heathrow. (Baca: Waspada Ebola, AS Perketat Keamanan Bandara)
Pemerintah Inggris telah menghabiskan 125 juta pound sterling untuk penanganan virus ebola di Afrika Barat. Inggris mengirim 750 personel gabungan NHS dan Public Health England untuk membantu korban ebola.
Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman
22 Juli 2017
Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman
Bocah perempuan berusia 5 tahun terisak di hadapan ayahnya, menceritakan dirinya didenda Rp 2,5 juta gara-gara berjualan minuman lemon di dekat rumahnya.