Presiden AS Barack Obama berbicara tentang krisis di Ukraina dari Gedung Putih di Washington, Amerika (17/3). Obama pada hari Senin menjatuhkan sanksi pada 11 pejabat Rusia dan Ukraina disalahkan atas serangan militer Rusia ke Crimea, termasuk dua pembantu utama Presiden Rusia Vladimir Putin. REUTERS/Kevin Lamarque
TEMPO.CO, Washington - Presiden Amerika Serikat Barrack Obama mengakui bahwa aparat intelijen AS telah meremehkan kekuatan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), yang kini menyebut diri sebagai Negara Islam atau Daulah Islamiyah (DI). Seperti dikutip BBC hari ini, dalam wawancara sebuah acara televisi di stasiun CBS, Obama mengatakan bahwa intelijen AS telah "meremehkan apa yang terjadi di Suriah". (Baca: ISIS Ingin Kibarkan Benderanya di Gedung Putih)
Suriah telah menjadi "titik nol". Di sana kelompok militan ini telah mampu mengambil keuntungan dari kekacauan dan menjelma menjadi kelompok besar ISIS. Kelompok ini memiliki kekuatan militer ISIS yang cukup kuat karena mereka juga telah menghimpun kembali mantan tentara pendukung rezim Saddam Hussein di Irak.
Kasus ini berbeda dengan menumpas jaringan Al-Qaeda di Irak. Obama mengakui pihaknya berhasil memukul Al-Qaeda karena mampu bekerja sama dengan kelompok-kelompok Sunni. (Baca: Obama Bersumpah Tingkatkan Serangan ke ISIS)
Tak hanya itu, Obama juga mengatakan telah berekspektasi terlalu tinggi pada kemampuan militer Irak hasil didikan AS untuk menghadapi kelompok militan pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi tersebut.