Newsweek Sebut Laporan Pelecehan Quran Mungkin Salah

Reporter

Editor

Senin, 16 Mei 2005 11:47 WIB

TEMPO Interaktif, Washington: Setelah menuai protes dan kecaman, majalah Newsweek menyatakan, laporan pelecehan terhadap Al-Quran di penjara Guantanamo, Kuba, ada kemungkinan salah. Majalah itu dalam editorialnya juga meminta maaf atas kekerasan yang terjadi.Editor Mark Whitaker menulis, "kami meminta maaf karena mungkin mendapatkan sebagian cerita yang salah. Kami juga menyampaikan simpati kepada korban kekerasan dan prajurit Amerika yang tertangkap di Timur Tengah."Dalam edisi 9 Mei 2005, Newsweek melaporkan, investigator militer Amerika menemukan bukti bahwa interogator di Kamp Tahanan Guantanamo, Kuba, menempatkan Al-Quran di kamar mandi. Interogator lalu membuang Kitab Suci itu toilet untuk menekan tahanan yang kebanyakan berasal dari Afganistan agar buka mulut. Akibat artikel ini, protes muncul di sejumlah negara. Di Afganistan, demonstrasi bahkan memakan korban jiwa belasan orang. Pemerintah dari beberapa negara juga menyampaikan keberatan. Namun, militer Amerika menyatakan tidak ada bukti yang bias memperkuat laporan Newsweek itu.Segera setelah protes meledak di mana-mana, juru bicara Pentagon Lawrence DiRita ikut "terbakar". "Orang-orang mati akibat bangsat ini. Bagaimana dia bisa dikatakan kredibel sekarang," kata dia menyebut Whitaker.Artikel tentang adanya dugaan pelecehan Quran di Guantanamo oleh Newsweek itu sebenarnya bukan yang pertama. Namun, menurut majalah itu, media massa lain hanya mengutip pengakuan para tahanan. "Kami menganggap berita kami bernilai tinggi, karena para pejabat Amerika menyatakan bahwa investigator menemukan bukti yang sama," demikian editorial majalah itu."Pejabat tingkat tinggi juga berjanji untuk terus mengusut kasus ini, dan demikian juga kami," tulis Whitaker sebelum kemudian menyampaikan permintaan maaf Newsweek. AFP

Berita terkait

Presiden Afganistan Bertemu Jusuf Kalla, Bahas Masalah Perdamaian

6 April 2017

Presiden Afganistan Bertemu Jusuf Kalla, Bahas Masalah Perdamaian

Wakil Presiden Jusuf Kalla bertemu Presiden Afganistan Mohammad Ashraf Ghani di Hotel Shangri-La, Jakarta, hari ini.

Baca Selengkapnya

Presiden Afganistan Ashraf Ghani dan Jokowi Akan Teken 5 MOU

5 April 2017

Presiden Afganistan Ashraf Ghani dan Jokowi Akan Teken 5 MOU

Presiden Joko Widodo dan Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani akan bertemu di Istana dengan agenda penandatanganan 5 MoU.

Baca Selengkapnya

Presiden Afganistan Berkunjung ke Jakarta

30 Maret 2017

Presiden Afganistan Berkunjung ke Jakarta

Presiden Ashraf Ghani juga akan bertemu ulama dan mengunjungi Mesjid Istiqlal.

Baca Selengkapnya

Ternyata Bukan Bachrumsyah yang Tewas Bom Bunuh Diri di Suriah

15 Maret 2017

Ternyata Bukan Bachrumsyah yang Tewas Bom Bunuh Diri di Suriah

Siapakah yang meninggal dalam bom bunuh diri di Palmyra, Suriah, jika bukan Bachrumsyah.

Baca Selengkapnya

Keterkaitan Antara Borobudur dengan Lembah Bamiyan

10 Januari 2017

Keterkaitan Antara Borobudur dengan Lembah Bamiyan

Indonesia dan Afganistan menggelar pameran bersama tentang
pengaruh Buddha melalui situs.

Baca Selengkapnya

10 Pejabat Afganistan Belajar Pertanian di Indonesia

12 November 2016

10 Pejabat Afganistan Belajar Pertanian di Indonesia

Selama pelatihan, 10 pejabat Afganistan mempelajari beragam topik berkaitan dengan kebijakan ketahanan pangan pemerintah Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bekas Kombatan Afghanistan Ragukan Kematian Abu Jandal

9 November 2016

Bekas Kombatan Afghanistan Ragukan Kematian Abu Jandal

Bekas kombatan Afghanistan dan Moro Ali Fauzi, 46 tahun, meragukan kematian milisi ISIS asal Pasuruan, Jawa Timur, Abu Jandal.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Kepulangan Hambali, BNPT Siapkan Task Force  

28 Oktober 2016

Antisipasi Kepulangan Hambali, BNPT Siapkan Task Force  

BNPT akan berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Luar Negeri, guna mempelajari berbagai kemungkinan yang terjadi.

Baca Selengkapnya

AS Tolak Pulangkan Hambali, Kemlu: Masih Terus Komunikasi

27 Oktober 2016

AS Tolak Pulangkan Hambali, Kemlu: Masih Terus Komunikasi

Pemerintah AS kabarnya menolak permohonan pembebasan Hambali.

Baca Selengkapnya

Kelompok Militan Serang Akademi Kepolisian Pakistan  

25 Oktober 2016

Kelompok Militan Serang Akademi Kepolisian Pakistan  

Operasi keamanan besar tengah berlangsung untuk mengamankan akademi kepolisian di Pakistan yang diserbu milisi bersenjata.

Baca Selengkapnya