Wali kota Surabaya, Tri Rismaharini melambaikan tangan dari atas jip saat kirab piala dan piagam Socrates Award di jalan Yos Sudarso, Surabaya (20/4). Prestasi Surabaya menurut EBA antara lain intensitas banjir berkurang, kualitas udara, sosial-pendidikan membaik, dan penanganan sosial dilakukan secara manusiawi. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengajukan kota yang dipimpinnya menjadi tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Habitat III pada 2016. Pengajuan itu dilakukan Risma saat menjadi pembicara dalam Konferensi United Nations Human Settlements Programme atau UN Habitat di Buenos Aires, Argentina, awal September lalu.
"Alhamdulillah. Saya juga tidak mengira," kata Risma pada Tempo ketika ditemui setelah menghadiri launching Pahlawan Ekonomi di Kaza Surabaya, Ahad, 14 September 2014.
Habitat III adalah konferensi PBB di bidang permukiman dan pengembangan kota secara berkelanjutan. Risma mengungkapkan ia sempat mendapat penolakan dari Direktur UN Habitat dengan alasan lembaga tersebut telah mengincar Afrika sebagai tuan rumah penyelenggaraan.
Namun demikian, Risma tidak putus asa. Ia lantas memberikan presentasi untuk meyakinkan pihak UN Habitat bahwa Surabaya layak dipertimbangkan. Dalam presentasinya, Risma menjelaskan bahwa Surabaya merupakan home bagi warganya. Home berbeda dengan house yang hanya sebagai kata benda. Meski sama-sama berarti rumah, tapi home memiliki aktivitas di dalamnya. Home juga bermakna adanya interaksi sosial dan emosional.
Terkait itu, Risma lantas memaparkan bagaimana Pemerintah Kota Surabaya memfasilitasi warganya untuk memiliki usaha, mendorong anak-anak untuk berkembang, memperhatikan warga usia lanjut, balita dan menyediakan fasilitas olahraga. "Kemudian dia (Direktur UN Habitat) berbalik, mau pertimbangkan itu (bertempat) di Surabaya," kata Risma.
Diakui Risma, Surabaya harus bersaing dengan empat kota lainnya untuk menjadi tuan rumah pada 2016 mendatang. Selain kota di Afrika, ada pula Dubai, Uni Emirat Arab. "Mereka sudah dorong (penawaran), aku belum," ujarnya.
Namun, Risma menyatakan sudah siap dengan proposal yang akan dibawanya dalam seminar di markas PBB pada 17-19 September 2014 nanti. Menurut Risma, ada kemungkinan di akhir seminar nanti mereka akan membentuk tim untuk menunjuk kota mana yang layak menjadi tuan rumah UN Habitat III.
Jika nantinya Surabaya menjadi tuan rumah Habitat III, Risma mengatakan ada sejumlah keuntungan yang bisa dirasakan. Salah satunya perputaran ekonomi lantaran akan ada 18 ribu orang masuk ke Surabaya. Mereka akan bisa mengenal tentang Surabaya. Yang tak kalah penting adalah warga Surabaya bisa belajar mengambil peluang ini.
Kemensos Lakukan Asesmen Biopsikososial Terhadap 284 ODGJ
20 jam lalu
Kemensos Lakukan Asesmen Biopsikososial Terhadap 284 ODGJ
Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sumba Timur, untuk memastikan penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)