David Haines, warga Inggris yang diancam akan menjadi korban berikutnya oleh militan ISIS dalam rekaman video 2 September 2014. REUTERS/Islamic State via Reuters TV
TEMPO.CO, London - Dalam video eksekusi wartawan Amerika Serikat Steven Sotloff yang dirilis pada Selasa, 2 September 2014 lalu, disebutkan bahwa militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menyandera seorang warga negara Inggris, David Cawthorne Haines. Hal ini sudah dikofirmasi oleh Kantor Perdana Menteri Inggris di Downing Street. (Baca: ISIS Kembali Eksekusi Jurnalis Amerika Serikat)
Menurut laporan BBC, Rabu, 3 September 2014, para pejabat inggris mengatakan bahwa PM David Cameron sudah berbulan-bulan mengetahui bahwa ISIS menculik seorang warga negara Inggris. Oleh sebab itu, para Rabu waktu setempat, Cameron memimpin rapat komite darurat Cobra untuk membahas bagaimana pemerintah akan merespons upaya pembunuhan ini. (Baca:Cara Pemerintah Inggris Cegah Warganya Ikutan ISIS)
Deputi Editor Politik BBC James Landale mengatakan ada debat dalam perundingan ini mengenai kemungkinan tindakan militer Inggris. Seorang anggota parlemen Konservatif mengatakan ada dasar rasional dan emosional untuk mendukung langkah itu. Namun, perhatian Cameron saat ini ialah mencegah kematian sandera itu, yang disebut sebagai calon korban potensial berikutnya.
Jika pemerintah Inggris gagal menyelamatkan nyawa Haines, maka tidak tertutup kemungkinan bahwa misi Inggris di Irak dan Suriah akan beralih dari sekadar memberi bantuan kemanusiaan dan observasi menjadi ikut bergabung dalam serangan militer bersama pasukan Amerika Serikat.