Pembebasan Abhisit Menuai Protes di Thailand

Reporter

Jumat, 29 Agustus 2014 06:54 WIB

Mantan Perdana Menteri Thailand, Abhisit Vejjajiva. wikipedia.org

TEMPO.CO, Bangkok -- Mantan Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva dan wakilnya, Suthep Thaugsuban, dibebaskan dari tuduhan pembunuhan. Putusan Mahkamah Agung Thailand ini menuai protes dari banyak pihak.

"Ini belum berakhir," kata pengacara pihak penggugat, Departemen Penyelidikan Khusus (DSI), Chokchai Angkaew, Kamis, 28 Agustus 2014, seperti dilansir Telegraph.

Selain itu, Komisi Antikorupsi Thailand bersiap untuk mengajukan banding terhadap putusan MA itu. Menurut mereka, ada kekuatan politik yang mempengaruhi putusan. Jika ada bukti-bukti baru yang mendasar, dakwaan bisa dilanjutkan ke Divisi Bagian Kejahatan Politik Mahkamah Agung Thailand. (Baca:Eks PM Thailand Bebas dari Dakwaan Pembunuhan)

Time memberitakan putusan membebaskan Abhisit dan Suthep dari tuntutan hukum akan menuai protes kelompok Kaos Merah pro Thaksin Sinawatra, mantan perdana menteri yang ikut dalam kudeta militer Mei 2010 saat Abhisit masih berkuasa. Mereka tak akan terima hasil ini karena mereka percaya Abhisit dan Suthep adalah dalang di balik terbunuhnya 90 warga Thailand saat aksi demo merebak 2010.

Abhisit dan Suthep pada Kamis, 6 Desember 2012 menghadapi dakwaan pembunuhan atas kematian seorang sopir taksi yang tewas dalam aksi unjuk rasa pada September 2010.

"Mereka didakwa karena memerintahkan tentara menggunakan senjata dan peluru tajam yang mengakibatkan kematian warga sipil," kata Kepala Departemen Penyelidikan Khusus (DSI) Tarit Pengdith.

Keputusan ini merupakan dakwaan pertama bagi pemerintahan Abhisit yang diambil atas kesepakatan DSI, polisi, dan jaksa Thailand. "Kami mendasarkan pada kesaksian dan putusan pengadilan yang menyatakan kematian Phan Kamkong disebabkan tembakan tentara," ujar Tarit.(Baca:Eks Perdana Menteri Thailand Didakwa Membunuh)

Saat itu, Abhisit tidak dapat dimintai konfirmasinya. Namun, kepada AFP, pria berusia 48 tahun itu pernah menegaskan insiden itu merupakan tanggung jawab kelompok Kaus Merah. "Sebagai pemerintah, saya bertugas mengembalikan keamanan," tutur Abhisit.

Abhisit dan Suthep divonis bebas setelah pengadilan mengatakan bahwa tindakan mereka saat itu tak menyalahi aturan. Hakim menganggap keputusan mereka saat itu adalah tindakan yang tepat oleh pemangku kekuasaan saat dalam keadaan darurat.

YOLANDA RYAN ARMINDYA| TELEGRAPH| TIME




Baca juga:
HSG Diprediksi Menguat Hari Ini
Jenazah Suhardi Dibawa ke Jogja Pagi Ini
Jakarta Diselimuti Awan Tebal Hari Ini
KPK Minta Akses untuk Audit Proyek Alustita TNI

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya