TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah dilaporkan berencana untuk membeli dua hotel di dua negara, Plaza Hotel di New York, Amerika Serikat, dan Grosvenor House Hotel di London, Inggris. Nilai penawaran untuk kedua hotel itu dilaporkan telah mencapai US$ 2 miliar, atau sekitar Rp 23,3 triliun.
"Baik Sultan, Badan Investasi Brunei, maupun pemerintah Brunei sedang melakukan perundingan agar dapat membeli dua hotel tersebut," kata juru bicara di Bell Pottinger yang mewakili Sultan Brunei dalam sebuah e-mail, seperti dilaporkan Reuters, Selasa, 19 Agustus 2014.
The New York Times menulis, Hotel Plaza merupakan milik perusahan asal India, Sahara India Pariwar. Namun, pemimpin perusahaan, Subrata Roy, sedang dalam tahanan di penjara di New Delhi karena utang perusahaan. Menurut laporan, Roy harus membayar uang jaminan minimal US$ 3 miliar atau sekitar Rp 35 triliun.
Namun, warga Amerika Serikat mengecam agar pemerintah menolak penawaran dari Sultan. Hal ini dipicu setelah Brunei dikritik karena menerapkan hukum pindana syariat. (Baca: Brunei Terapkan Syariat, Selebritas Dunia Protes)
"Situasi di Amerika saat ini menciptakan keraguan. Pihak Sultan memilih untuk tidak menjelaskan lebih lanjut. Padahal, harga yang disepakati Sultan sekitar 45 persen lebih tinggi dari harga properti yang berikan oleh Bank of China dan Mahkamah Agung India," kata juru bicara Sahara.
Jika Sultan membatalkan penawaran, maka kebebasan Roy masih akan ditunda sampai ia sanggup membayar jaminan. Saat ini, pihak Sahara harus menunggu lebih lama agar Sultan mau membuka perundingan kembali atau harus mencari pembeli lain.
RINDU P. HESTYA | REUTERS | THE NEW YORK POST | TIMES OF INDIA
Jokowi dan Sultan Brunei Bahas Nilai Perdagangan yang Menurun
3 Mei 2018
Jokowi dan Sultan Brunei Bahas Nilai Perdagangan yang Menurun
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pertemuan Presiden Jokowi dan Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah membahas soal perdagangan kedua negara.