Awak Kapal Induk Amerika Serikat mempersiapkan satu pesawat F/A-18C Hornet di Gulf, 8 Agustus 2014. Dua pesawat F/A-18 melakukan serangan udara ke wilayah yang dikuasai ISIS. REUTERS/Mass Communication Specialist 3rd Class Lorelei Vander Griend/U.S. Navy/Handout via Reuters
TEMPO.CO, Washington - Video pemenggalan wartawan Amerika Serikat James Foley membuat negeri Abang Sam semakin waspada melindungi warganya yang berada di wilayah yang dikuasai Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), yang kini dikenal sebagai Negara Islam. AS terutama berupaya menjaga keselamatan wartawan lain, Steven Sotloff, yang kini ditahan ISIS. (Baca: ISIS Rilis Video Pemenggalan Wartawan AS)
Namun rupanya, tidak hanya Steven yang jadi tawanan. Sejumlah warga AS lainnya disebut berada di tahanan ISIS. AS juga mengakui bahwa mereka pernah melancarkan operasi penyelamatan pada awal musim panas tahun ini atau awal Maret lalu, tapi operasi tersebut gagal. (Baca: Pasukan AS Gempur Pertahanan ISIS di Irak)
Mengutip laporan CNN, Rabu, 20 Agustus 2014, juru bicara Pentagon, John Kirby, menyatakan bahwa AS sudah mencoba melakukan operasi penyelamatan untuk membebaskan sejumlah sandera AS yang ditahan di Suriah oleh ISIS.
“Sayang misi itu tidak berhasil karena para sandera tidak hadir di lokasi yang ditargetkan,” ujar Kirby. Pejabat AS lainnya mengatakan kepada CNN bahwa misi tersebut dilaksanakan untuk menyelamatkan Foley dan yang lainnya dari sebuah tempat yang dirahasiakan.
Sementara itu, meski di dalam video itu disebut dengan jelas bahwa AS harus angkat kaki dari Irak dan Suriah demi keselamatan warganya yang ditawan ISIS, AS menyatakan gertakan tersebut telah gagal. (Baca: Kasus Wartawan Foley, Obama: ISIS seperti Kanker)
“AS akan terus melakukan apa yang harus kami lakukan untuk melindungi rakyat. Kami akan waspada dan kami tidak akan berhenti,” kata Presiden AS Barack Obama dalam sebuah pernyataan di televisi AS.