Presiden Rusia Vladimir Putin (tengah) berbicara kepada media setelah melakukan penyelaman dengan batiskaf Sea Explorer 5 di pulau Gogland, sekitar 180 km di sebelah barat St. Petersburg, Rusia, Senin (15/7). Putin menyelam selama setengah jam di dasar Teluk Finlandia untu melihat sisa-sisa kapal perang angkatan laut Oleg yang tenggelam. AP/RIA-Novosti, Alexei Nikolsky, Presidential Press Service
TEMPO.CO, Moskow - Rusia mengumumkan sejumlah rencana untuk memperkuat angkatan lautnya dengan senjata-senjata yang lebih maju sebagai tanggapan atas keinginan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk menghentikan tekanan Rusia terhadap Ukraina. (Baca: Rusia Hentikan Pasokan Gas ke Ukriana)
"Proposal-proposal ini harus menjamin bahwa pasukan kita dilengkapi lagi dengan persenjataan modern dan peralatan militer," kata Menteri Pertahanan Sergei Shoigu yang dikutip kantor-kantor berita Rusia kemudian dikutip The Daily Star, Selasa, 19 Agustus 2014.
Strategi tersebut, tutur Sergei, juga harus memperbaiki kesiapan operasional pasukan AL Rusia di lokasi-lokasi yang memberikan ancaman strategis sangat besar. (Baca: PBB: Pelanggaran HAM di Ukraina Mengkhawatirkan)
NATO dan Amerika Serikat telah meningkatkan pertahanan udara di negara-negara bekas Uni Soviet yang mengkhawatirkan akibat ambisi militer Rusia. Mereka juga menganggap Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai ancaman yang cepat muncul.
Pada Juni lalu, Presiden AS Barack Obama mengungkapkan satu rencana keamanan senilai US$ 1 miliar untuk Eropa Timur dalam lawatannya ke Polandia. Dana ini dikucurkan untuk membantu negara-negara bekas Uni Soviet yang kini dekat dengan Barat untuk membangun tentara lebih modern.