Senior Matron Breda Athan, menggunakan pakaian pengaman yang akan digunakan bila ada pasien yang terjangkit virus ebola di ruang isolasi tingkat tinggi di Rumah Sakit Royal Free, London (8/12). Rumah sakit Royal Free menyiapkan 2 ruang isolasi tingkati tinggi untuk menampung pasien virus ebola. REUTERS/Suzanne Plunkett
TEMPO.CO, Freetown – Seorang dokter Sierra Leone yang menangani Ebola tak dapat bertahan dari serangan virus tersebut. Dr Modupeh Cole meninggal pada Rabu, 13 Agustus 2014, di pusat perawatan Ebola yang dioperasikan oleh organisasi Doctors Without Borders di kota timur laut Kailahun.
Mengutip laporan New York Times, pria berusia 56 tahun itu tampaknya tertular virus saat mengunjungi pasien di Rumah Sakit Connaught. Pasien tersebut kemudian dinyatakan positif Ebola. (Baca: Pastor Asal Spanyol Meninggal karena Ebola)
Kematian Cole meningkatkan kekhawatiran bahwa negara ini kekurangan dokter terlatih, setelah pada dua pekan lalu, dokter lain, Dr Sheik Humarr Khan, juga meninggal akibat terpapar Ebola. Dr Khan merupakan ahli virus yang memimpin perang melawan Ebola di wilayah timur Sierra Leone, tempat berkembangnya penyakit ini.
RS Connaught merupakan rumah sakit rujukan utama sehingga banyak pasien Ebola dirawat di sana. Namun sayang, rumah sakit ini tidak memiliki pusat perawatan yang memadai, seperti bangsal isolasi.
Ebola terus menyebar di wilayah barat Afrika. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat 1.013 kematian di empat negara, yakni Guinea, Liberia, Nigeria, dan Sierra Leone. Pada Selasa kemarin, beberapa obat percobaan Ebola yang dikenal Zmapp telah tiba dari Amerika Serikat di Liberia. (Baca: WHO: Korban tewas Virus Ebola Tembus 1.000 Orang)