Pemimpin Junta Militer Berpeluang Jadi PM Thailand  

Reporter

Editor

Rosalina ocha

Rabu, 23 Juli 2014 16:42 WIB

Jenderal Prayuth Chan-ocha. REUTERS/Athit Perawongmetha

TEMPO.CO, Bangkok - Penasihat hukum junta militer Thailand menyatakan posisi perdana menteri bisa dijabat oleh pemimpin junta militer Jenderal Prayuth Chan-ocha di bawah konstitusi sementara sampai pemilihan umum digelar tahun depan.

"Konstitusi memperbolehkan hal itu, namun apakah dia akan ditunjuk atau tidak tergantung pada Majelis Legislatif Nasional," kata penasihat hukum junta, Wissanu Krea-ngam, dalam konferensi pers seperti dikutip Reuters, Rabu, 23 Juli 2014.

Konstitusi sementara, dia menambahkan, kemungkinan akan berlaku untuk satu tahun. Setelah itu, konstitusi baru yang permanen akan dirumuskan dan pemilihan umum akan diselenggarakan di bawah ketentuan konstitusi baru itu. (Baca: September, Pemerintah Sementara Thailand Dibentuk)

Junta militer mengambil alih kekuasaan Pemerintah Thailand pada 22 Mei lalu setelah berminggu-minggu terjadi aksi protes untuk menggulingkan pemerintah Yingluck Shinawatra. Junta militer di bawah kepemimpinan Jenderal Prayuth Chan-ocha menyatakan pengambilalihan kekuasaan itu untuk memulihkan ketertiban dan berjanji akan mengadakan pemilihan umum tahun depan.

Yingluck terpaksa mundur pada 7 Mei lalu setelah dinyatakan bersalah oleh Mahkamah Konstitusi atas penyalahgunaan kekuasaan. Sisa jajaran kabinetnya digulingkan dalam kudeta dua minggu kemudian. (Baca juga: Junta Izinkan Yingluck Bertemu Thaksin di Prancis)

Jenderal Paiboon Koomchaya yang bertanggung jawab atas urusan hukum junta, mengatakan Prayuth bisa melakukan tugas sebagai kepala pemerintahan dengan sempurna.

"Saya tidak melihat dia memiliki kelemahan dalam menjalankan tugasnya. Sampai sekarang dia sudah melakukan tugas-tugas seorang perdana menteri. Selama dua bulan terakhir, ia duduk di ujung meja dalam setiap pertemuan, dan administrasi negara telah lancar selama dua bulan ini," kata Paiboon.

Militer, lanjutnya, akan tetap bertanggung jawab terhadap keamanan nasional bersamaan dengan penunjukkan perdana menteri sementara. "Militer masih diperlukan untuk menjaga perdamaian dan keamanan negara kita," ujarnya.

REUTERS | ROSALINA

Berita lainnya:
Israel Hancurkan Lima Masjid di Gaza, 7 Tewas
ISIS Usir Orang Kristen dengan Cara Ini
Dukung Gaza, Dubes RI Temui Dubes Palestina di AS
Rusia Edit Isi Wikipedia Soal Kecelakaan MH17

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya