TEMPO.CO, Mosul - Untuk pertama kali dalam 1.600 tahun terakhir, tidak ada warga Irak beragama Kristen yang tinggal di Kota Mosul pada 22 Juli 2014. Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengusir komunitas warga Kristen paling tua di negara timur tengah tersebut. (Baca: Umat Kristen Irak Diminta Pindah Agama)
ISIS yang berpaham Islam Sunni memberikan pilihan dengan membayar pajak yang dinamakan jizyah atau masuk Islam. Jika tidak mau keduanya, ia harus dibunuh atau keluar dari Mosul.
Sebelum pecah perang pada 2003, Irak merupakan rumah bagi lebih dari satu setengah juta warga Kristen yang merupakan keturunan dari komunitas Kristen tertua di Irak. Meskipun tinggal di bawah sistem tirani Saddam Hussein, kehidupan mereka relatif damai. Populasi mereka sekarang telah turun drastis menjadi sekitar 400 ribu jiwa.
Pemimpin umat Katolik dunia, Paus Fransiskus, mengecam tindakan pemaksaan terhadap umat Kristen ini. "Mereka telah dizalimi, saudara-saudara kami diperlakukan dengan kejam, mereka harus meninggalkan rumah mereka tanpa kesempatan untuk membawa apa pun," kata Paus Fransiskus. (Baca: Milisi ISIS Kuasai Gereja Tertua di Irak)
Keprihatinan juga dilontarkan oleh Perdana Menteri Irak Nouri Al-Maliki. “Saya ingin menyampaikan doa kepada keluarga dan orang-orang yang terpinggirkan ini," kata Maliki, "Grup Islamis ini adalah kelompok teroris."
Anehnya, sikap sebaliknya ditunjukkan Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Hingga sekarang, Obama belum mengeluarkan pernyataan apa pun terhadap isu ini.
VIQIANSAH DENNIS| NATIONAL POST
Berita terpopuler
SBY Berhentikan Kepala Staf TNI AD
Berita Potong Kelamin, Ahmad Dhani ke Dewan Pers
Saran Ahok Buat Jokowi Usai Pengumuman Pilpres
Umat Kristen Irak Diminta Pindah Agama
Begini Kantor Jokowi Sebelum Pengumuman Pilpres
Berita terkait
Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin
2 hari lalu
Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.
Baca SelengkapnyaTajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran
21 hari lalu
Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia
Baca SelengkapnyaIran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri
22 hari lalu
Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.
Baca SelengkapnyaRusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow
30 hari lalu
Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."
Baca SelengkapnyaRusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow
31 hari lalu
Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.
Baca Selengkapnya2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan
33 hari lalu
Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki
Baca SelengkapnyaPutin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow
33 hari lalu
Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow
Baca SelengkapnyaSerangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?
33 hari lalu
Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.
Baca SelengkapnyaMacron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia
34 hari lalu
Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia
Baca SelengkapnyaRusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!
34 hari lalu
Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang
Baca Selengkapnya