TEMPO Interaktif, Baghdad:Ketegangan meningkat di ibu kota Irak, Baghdad, saat sekitar sepuluh ribu warga Syiah Irak memadati kota Baghdad melakukan unjuk rasa anti Amerika Serikat (AS), Sabtu (9/4). Unjuk rasa itu, menurut kantor berita AFP, sebagai bagian dari peringatan dua tahun jatuhnya kota Baghdad ke tangan pasukan koalisi pimpinan AS. Sementara itu, seorang deputi pemimpin Syiah Moqtada Sadr, Sayed Fadel al-Shoq, dikabarkan tewas dalam perjalanan menuju lokasi tersebut. Sayed yang merupakan Deputi Direktur Kantor Syiah di Karbala tewas ditembak saat mengendarai mobilnya pada pukul 07.30 tadi pagi waktu setempat, di sebelah selatan Baghdad di distrik Dura. Mobil-mobil polisi memblokir jalan-jalan utama kota Baghdad untuk menghalangi masuknya para pengunjuk rasa. Dua jembatan Sungai Tigris, sungai yang membagi kota menjadi dua bagian, dipenuhi ribuan warga yang meneriakkan "Tolak Amerika, Tolak AS, Tolak Pendudukan." Para ulama Syiah Jumat kemarin memerintahkan umat unjuk rasa di Lapangan Firdos, di pusat kota Baghdad, tempat patung mantan presiden Irak Saddam Husein dirobohkan tentara AS. Sekitar sepuluh ribu dari 2,5 juta warga Syiah dari kota Sadr pun berkumpul di sana. Banyak diantara mereka mengenakan pakaian hitam, yakni seragam tentara milisi Sadr Mehdi. Yang lain mengenakan pakaian hijau dan ikat kepala hitam dengan tulisan "Islam". Beberapa di antara mereka mengibarkan gambar-gambar tahanan Irak yang telanjang dan disiksa tentara AS dalam skandal penjara Abu Ghraib. Sita Planasari A