Jalal Talabani Presiden Baru Irak

Reporter

Editor

Rabu, 6 April 2005 17:24 WIB

TEMPO Interaktif, Bagdad:Sidang Majelis Transisional Irak Rabu (6/4) memilih mantan pemimpin pemberontak Kurdi, Jalal Talabani, sebagai Presiden Irak. Talabani adalah orang Kurdi pertama yang menjadi kepala negara sepanjang sejarah negeri ini.Dalam pemilihan di parlemen, dari 257 suara (total anggota parlemen 275 orang), Talabani merebut 227 suara, sedangkan 30 suara lainnya memilih abstain. Sidang juga memilih dua wakil presiden, masing-masing politisi Syiah, Adel Abdel Mahdi dan Ghazi al-Yawar kini presiden sementara -- mewakili kelompok Arab Sunni. Terpilihnya Dewan Presiden itu mengakhiri tarik ulur perebutan kekuasaan antara dua kelompok yang mendominasi Majelis atau parlemen, yaitu Syiah dan Kurdi, sejak pemilihan umum 30 Januari lalu. Dalam dua sidang Majelis terdahulu, kedua kelompok belum mencapai kesepakatan sehingga sidang tidak berhasil memilih presiden. Bahkan, Ketua parlemen baru bisa dipilih pada sidang Minggu (3/4). "Kami senang karena presiden terpilih Irak yang pertama berasal dari komunitas yang selama ini tertekan," kata anggota parlemen Syiah, Hussein Shahrastani.Setelah presiden terpilih, pemerintahan baru diharapkan terbentuk pekan depan. Menurut ketentuan, Dewan Presiden menunjuk nama calon Perdana Menteri dan kabinet untuk dimintai persetujuan Majelis.Politisi Kurdi yang juga Menteri Luar Negeri interim Hosyar Zebari mengatakan nama yang akan diajukan Talabani sebagai Perdana Menteri adalah Ibrahim Jaafari, mewakili kelompok Syiah yang tergabung dalam Aliansi Irak Bersatu. Menurut Zebari, penunjukkan seorang wakil presiden dari kelompok Sunni merupakan upaya parlemen merangkul mereka yang memboikot pemilihan umum lalu. Pemilihan itu diharapkan meredam aksi kekerasan yang diakukan gerilyawan Sunni.Upaya merangkul Sunni juga dibuktikan dengan pemilihan Hajem al-Hassani sebagai ketua parlemen. Kendati demikian, pemilihan itu sempat tertunda karena kelompok Syiah menolak beberapa nama yang diajukan Sunni dalam sidang kedua pada 29 Maret lalu. Ketika itu, Syiah menuding calon Sunni adalah orang-orang yang memiliki hubungan dengan Partai Ba'ath, yang berkuasa di masa Saddam. Sedang Sunni merasa mereka terlalu didikte oleh Syiah dan Kurdi.Selain mendapat jabatan Ketua Parlemen dan Wakil Presiden, kelompok Sunni juga akan mendapat jatah satu wakil Perdana Menteri dan empat hingga enam pos menteri. "Kami ingin melibatkan mereka dan memberi posisi yang penting," kata Zebari.Setelah pemerintahan terbentuk, agenda demokrasi selanjutnya adalah menyusun rancangan konstitusi yang hasilnya akan dimintai persetujuan rakyat melalui referendum pada Agustus mendatang. Berdasarkan konstitusi itu, pemerintah akan menggelar pemilihan umum Desember.Namun, Ketua Parlemen al-Hassani mengatakan jadwal itu kemungkinan molor hingga enam bulan jika kelompok-kelompok di parlemen masih menunjukkan performa yang lamban dalam bernegosiasi. Padahal, menurut jadwal, pemerintah baru seharusnya mulai bekerja awal bulan ini.Dari penjara Bagdad dilaporkan, mantan Presiden Saddam Hussein dan 11 mantan pejabat utamanya mengikuti sidang parlemen melalui siaran televisi. "Kami sediakan televisi agar dia tahu bahwa pemimpin muncul setelah dipilih, bukan melalui kudeta," kata Menteri HAM Bakhtiar Amin.Adek, BBC/AFP/AP

Berita terkait

Presiden Iran dari Masa ke Masa, Lawan Berat Israel Setelah Saddam Husein dan Muamar Qadafi Tumbang

18 hari lalu

Presiden Iran dari Masa ke Masa, Lawan Berat Israel Setelah Saddam Husein dan Muamar Qadafi Tumbang

Serangan Iran sebagai balasan serangan Israel terhadap konsulatnya di Damaskus. Berikut Presiden Iran dari masa ke masa.

Baca Selengkapnya

Kisah Kapal Pesiar Mewah Saddam Hussein yang Jadi Tempat Minum Teh Nelayan

17 Maret 2023

Kisah Kapal Pesiar Mewah Saddam Hussein yang Jadi Tempat Minum Teh Nelayan

Kapal pesiar mewah milik bekas penguasai Irak, Saddam Hussein, itu tinggal bangkainya.

Baca Selengkapnya

Menhan AS Kunjungi Irak, Janji Pertahankan Kehadiran Pasukannya

7 Maret 2023

Menhan AS Kunjungi Irak, Janji Pertahankan Kehadiran Pasukannya

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin membuat kunjungan tak resmi ke Irak hampir 20 tahun setelah invasi yang dipimpin AS menggulingkan Saddam Hussein.

Baca Selengkapnya

Hari-hari Terakhir Presiden Irak Saddam Hussein, Dieksekusi Mati di Tiang Gantungan 16 Tahun Lalu

30 Desember 2022

Hari-hari Terakhir Presiden Irak Saddam Hussein, Dieksekusi Mati di Tiang Gantungan 16 Tahun Lalu

Saddam Hussein dihukum gantung pada 30 Desember 2006. Ini profil dan hari-hari terakhir Presiden Irak paling diperhitungkan di dunia.

Baca Selengkapnya

Profil Kota Tikrit di Irak Pasca 15 Tahun Kematian Saddam Hussein

14 Desember 2022

Profil Kota Tikrit di Irak Pasca 15 Tahun Kematian Saddam Hussein

Kota Tikrit di Irak dan Saddam Hussein memiliki sejarah yang tak bisa terpisahkan. Bagaimanakah kondisinya kini setelah 19 tahun penangkapan Saddam?

Baca Selengkapnya

Gerakkan Puluhan Ribu Pendukung Jumatan di Lapangan Saddam, Siapa Moqtada al-Sadr?

6 Agustus 2022

Gerakkan Puluhan Ribu Pendukung Jumatan di Lapangan Saddam, Siapa Moqtada al-Sadr?

Puluhan ribu pengikut ulama Syiah, Moqtada al-Sadr, salat Jumat di lapangan Saddam di Baghdad, bagian dari upaya gagalkan pembentukan pemerintahan

Baca Selengkapnya

Apa Dalih Saddam Hussein Menginvasi Kuwait pada 32 Tahun Lalu?

3 Agustus 2022

Apa Dalih Saddam Hussein Menginvasi Kuwait pada 32 Tahun Lalu?

Tepat, 2 Agustus tahun 1990 atau 32 tahun silam. Irak menginvasi Kuwait yang diperintahkan Presiden Saddam Hussein.

Baca Selengkapnya

Revolusi Irak 64 Tahun Lalu: Nasionalisme, Ujung Monarki dan Sosok Saddam Hussein

15 Juli 2022

Revolusi Irak 64 Tahun Lalu: Nasionalisme, Ujung Monarki dan Sosok Saddam Hussein

Revolusi Irak yang terjadi 14 juli 1958 menyimpan banyak sejarah penting bagi Timur Tengah dan dunia.

Baca Selengkapnya

Louis XVI hingga Saddam Hussein, Tokoh-Tokoh Dunia yang Dieksekusi Mati

11 Oktober 2021

Louis XVI hingga Saddam Hussein, Tokoh-Tokoh Dunia yang Dieksekusi Mati

Vonis pengadilan paling berat yang dijatuhkan kepada seseorang adalah hukuman mati.

Baca Selengkapnya

Hari Ini Pemilu Irak Digelar, Diikuti 167 Partai

10 Oktober 2021

Hari Ini Pemilu Irak Digelar, Diikuti 167 Partai

Pemilihan umum digelar di Irak, Minggu, 10 Oktober 2021 di tengah ancaman boikot pemilih yang tidak percaya pada demokrasi

Baca Selengkapnya