Jihadis Inggris Ingin Simbol ISIS Hiasi Buckingham  

Reporter

Editor

Indah Pratiwi

Sabtu, 5 Juli 2014 03:34 WIB

Puluhan militan pejuang Islam berpatisipasi saat berparade di sepanjang jalan provinsi Raqqa utara (30/6). Pejuang Islam militan mengadakan parade di utara provinsi Raqqa Suriah untuk merayakan deklarasi "khalifah" Islam. Negara Islam merupakan cabang Al-Qaeda sebelumnya dikenal sebagai Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, London - Pria asal Inggris yang menyebut dirinya Abu Osuma mengklaim dirinya bangga bisa bergabung dengan militan di Suriah. Ia menyatakan akan kembali ke negaranya hanya ketika negara Islam berdiri untuk menancapkan bendera organisasinya di Istana Buckingham.

Ia mengatakan telah mengambil bagian dalam pelatihan militer, membuat bom, dan berjuang bersama ekstremis Front Al-Nusra selama setahun terakhir. Osuma, yang berbicara dengan aksen Inggris utara -- mengaku telah berjuang untuk pembentukan khilafah di seluruh dunia.

"Saya akan kembali ke Inggris hanya jika keKhilafahan telah berdiri dan saya datang untuk menaikkan bendera hitam di atas Downing Street, juga Buckingham Palace, Tower Bridge, dan di atas Big Ben," katanya. Bendera hitam yang dia maksud mengacu pada bendera yang juga digunakan oleh kelompok gerilyawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Osuma mengatakan awalnya ia menghadapi perlawanan dari keluarganya atas keputusannya untuk pergi ke Suriah. Apalagi, katanya, sang ibu tak ingin kehilangan anaknya.

"Tapi saya rajin mengirimi foto dan sekarang mereka dapat memahami bahwa ini adalah tujuan hidup saya," katanya. "Mereka sedikit takut tapi saya mengatakan kepada mereka 'kita akan bertemu di akhirat'. Ini hanya perpisahan sementara."

Kisahnya disiarkan kembali saat ulama Inggris menyerukan umat Islam negara itu untuk tidak melakukan perjalanan ke Suriah dan Irak. Mereka khawatir para pemuda yang pergi ke sana akan bergabung dengan kelompok teroris.

Surat terbuka yang ditandatangani oleh lebih dari 100 pemuka berbagai agama mendesak komunitas Muslim Inggris untuk melanjutkan upaya tak kenal lelah untuk mencegah krisis Irak dan Suriah berimbas ke Inggris. Seruan ini disampaikan setelah warga Inggris, Reyaad Khan dan Nasser Muthana, muncul dalam video perekrutan ISIS awal bulan ini yang mengajak kaum muda untuk bergabung.

Organisasi militan di Irak dan Suriah diketahui aktif merekrut anggota dari berbagai negara. Seorang remaja Australia yang menghilang dari rumahnya di Sydney diyakini telah melakukan perjalanan ke Irak untuk menjadi jihadis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) Ia berangkat setelah tercuci otaknya akibat menonton video perekrutan jihadis yang ditampilkan secara online.

Dilaporkan Daily Mail, video ini menampilkan seorang warga Australia yang menyerukan rekan-rekan senegaranya untuk bergabung dengan mereka dalam perjuangan di Irak dan Suriah. Abdullah Emir, 17 tahun, menghilang sejak pertengahan Juni lalu. Kepada orang tuanya, Abdullah pamit untuk pergi memancing.

MAIL ONLINE | INDAH P.

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

2 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

21 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

22 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

30 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

31 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

33 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

33 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

34 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

34 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

34 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya