Parade militer tentara Arab Saudi, saat menggelar latihan penyelamatan terkait pelaksanaan ibadah haji di Arafah, dekat Mekah, (9/10). AP/Amr Nabil
TEMPO.CO, Riyadh - Kerajaan Arab Saudi mengerahkan 30.000 tentara ke wilayah perbatasannya dengan Irak setelah Negeri 1.001 Malam menarik pasukannya dari kawasan tersebut. (Baca di sini: ISIS Bersumpah Hancurkan Kabah Jika Kuasai Mekah)
Pengerahan pasukan ini dimaksudkan untuk menjaga wilayah perbatasan tersebut. Di kawasan ini, para pejuang Negara Islam dan kelompok pemberontak muslim Sunni telah menguasai sejumlah kota pada Juni 2014.
"Melihat kondisi demikian, Raja Abdullah memerintahkan militernya mengambil langkah penting guna melindungi Kerajaan dari kemungkinan ancaman teroris," tulis kantor berita Saudi, SPA, Kamis, 3 Juli 2014.
Kantor berita berbasis di Dubai, Al Arabiya, menyatakan pasukan Saudi masuk ke wilayah perbatasan setelah pasukan Irak meninggalkan posisi mereka. "Menyebabkan kawasan garis depan Saudi tidak terlindungi," tulis kantor berita Reuters.
Sebuah televisi satelit mengaku menerima rekaman video yang menunjukkan sekitar 2.500 pasukan Irak berada di kawasan padang pasir Kota Karbala, Irak, setelah mereka ditarik dari garis perbatasan.
Salah seorang dalam siaran video yang diunggah oleh Al Arabiya mengatakan para pasukan itu diperintahkan bertahan di pos masing-masing tanpa arahan yang jelas. Namun demikian, siaran video tersebut tak bisa diverifikasi, sedangkan pejabat pemerintahan Irak menolak memberikan keterangan.
Juru bicara militer Irak, Letnan Jenderal Qassim Atta, mengatakan, "Ini adalah berita palsu yang menurunkan moral bangsa kami dan para pejuang."