TEMPO.CO, Tokyo – Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe tanpa sengaja mengatakan perempuan Jepang harus “mati” dalam blog resminya yang diberi nama Shine. Blog tersebut diluncurkan sebagai gerakan untuk mendorong kesetaraan gender di Negeri Sakura.
Ia berharap wanita Jepang bisa "bersinar" ("shine" dalam bahasa Indonesia) dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan pembuatan blog ini, kaum wanita juga diharapkan bisa memberikan suara untuk kemenangannya dalam pemilihan umum mendatang. (Baca: Ini Cara Perdana Menteri Jepang Dukung Perempuan)
Namun, menurut laporan Metro.co.uk, Kamis, 26 Juni 2014, definisi shine dalam bahasa Jepang bisa berarti lain.
Dalam bahasa Jepang, "shine" bisa dibaca "shi-ne" yang berarti “matilah”. Kata ini merupakan bentukan dari verba "shinu" yang berarti "mati" dan berubah menjadi "shi-ne" ketika diterjemahkan sebagai perintah. Jadi, "shi-ne" adalah perintah untuk mati atau “matilah.”
Padahal, tentu saja, tujuan sebenarnya yakni agar wanita Jepang bersinar di tempat kerja, mengingat jumlah tenaga kerja wanita Jepang sangat sedikit. Ditambah lagi diskriminasi yang begitu kental terhadap para pekerja wanita Jepang. Banyak wanita Jepang yang memiliki upah rendah--hanya 70 persen dari upah laki-laki pada pekerjaan yang sama.
ANINGTIAS JATMIKA | METRO.CO.UK
Berita Lainnya
Pembocor Rahasia di AS Kini Dilindungi UU
Pengikut Twitter PM India Kalahkan Gedung Putih
Larisnya Es Krim dari Telur Buaya
Berita terkait
Fenomena Serangan Penusukan dan Penembakan ke Tokoh Asia: Dari Shinzo Abe hingga Wiranto
4 Januari 2024
Pemimpin partai oposisi Korea Selatan, Lee Jae-myung, tengah dirawat di rumah sakit setelah aksi penusukan di lehernya
Baca SelengkapnyaKronologi Serangan Penusukan Terhadap Pemimpin Oposisi Korea Selatan Lee Jae Myung
3 Januari 2024
Polisi menyebut seorang pria berusia 67 tahun melakukan penusukan terhadap Lee, 59 tahun, dengan pisau 18 cm yang dibeli secara online.
Baca SelengkapnyaMenteri Jepang Ramai-ramai Mundur Karena Terlibat Kasus Suap
15 Desember 2023
Empat menteri di Jepang dan wakilnya ramai-ramai mundur karena kasus skandal tiket.
Baca SelengkapnyaKCI Buka Suara soal Rencana Impor KRL Baru dan Peremajaan Kereta
24 Juni 2023
KCI bersama beberapa stakeholder sudah melakukan rapat yang membahas mengenai kebutuhan sarana KRL tersebut pada Rabu, 21 Juni 2023.
Baca SelengkapnyaSidang Tersangka Pembunuhan Shinzo Abe Ditunda Gara-gara Paket Mencurigakan
12 Juni 2023
Tersangka pembunuh Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, gagal disidang hari ini karena paket misterius yang dikirim ke pengadilan.
Baca SelengkapnyaIstri Mendiang PM Shinzo Abe Terima Lukisan Karya SBY dan Dipo Alam
13 Mei 2023
Dipo Alam, mantan Sekretaris Kabinet RI, melukis sosok mendiang PM Shinzo Abe berbusana batik.
Baca SelengkapnyaKejaksaan Jepang Mendakwa Pembunuh Shinzo Abe
13 Januari 2023
Kejaksaan Jepang mendakwa Tetsuya Yamagami, pria yang diduga membunuh mantan Perdana Menteri Shinzo Abe.
Baca SelengkapnyaPembunuhan Shinzo Abe, Jepang Mulai Selidiki Gereja Unifikasi
23 November 2022
Jepang meluncurkan penyelidikan terhadap Gereja Unifikasi setelah pembunuhan mantan Perdana Menteri Shinzo Abe
Baca SelengkapnyaPM Jepang Perintahkan Investigasi Gereja Unifikasi, Terancam Bubar?
18 Oktober 2022
Akibat peristiwa kematian Shinzo Abe, terungkap indikasi hubungan dekat antara Gereja Unifikasi dan anggota parlemen partai yang berkuasa.
Baca SelengkapnyaJepang Melepas Shinzo Abe dengan Bunga dan Kontroversi
27 September 2022
Ribuan pelayat Shinzo Abe membanjiri tempat pemakaman sejak dini hari, memaksa penyelenggara untuk membuka aula setengah jam lebih awal.
Baca Selengkapnya