Aktivis Dokter Cemaskan Kekerasan di Afrika Tengah  

Reporter

Editor

Natalia Santi

Selasa, 17 Juni 2014 20:36 WIB

Seorang pengungsi Muslim mendengarkan radio di gereja Katolik di Carnot, Republik Afrika Tengah (16/4). Republik Afrika Tengah terjadi kekerasan sektarian pada bulan Desember 2013. Ribuan pasukan penjaga perdamaian Perancis dan Afrika berusaha untuk membantu menstabilkan negara itu. AP/Jerome Delay

TEMPO.CO, Bangui – Kelompok aktivis dokter kemanusiaan, Dokter Lintas Batas (Medecins Sans Frontieres/MSF), mencemaskan tingginya kekerasan yang terorganisasi terhadap penduduk sipil oleh kelompok bersenjata di Provinsi Grimari dan Bambari di Negara Bagian Ouaka, Republik Afrika Tengah.

”Selama enam minggu terakhir, tim kami di lapangan telah menyaksikan bagaimana kekerasan bermotif balas dendam dilancarkan di desa-desa, yang mengakibatkan ribuan orang terbunuh dan telantar,” ujar Koordinator Proyek MSF Luigi Pandolfi dalam siaran pers yang diterima Tempo, Selasa, 17 Juni 2014.

Serangan terbaru terjadi pada 10 Juni lalu di Liwa--berjarak sepuluh kilometer dari markas Pasukan Militer Internasional di Bambari. Serangan itu menghancurkan sedikitnya 160 rumah dan menewaskan 12 orang.

”Waktu mengadakan konsultasi medis dan mengevakuasi korban luka dari Liwa, saya melihat mayat tiga orang dewasa dan satu anak terbakar di dalam rumahnya pada saat serangan,” ujar Pandolfi. Menurut laporan warga desa, mereka telah dibakar hidup-hidup.

Dalam beberapa minggu terakhir, sejumlah desa seperti Bakala, Yabita, dan Lakanja di Provinsi Grimari dan Bambari telah dibakar sebagian atau seluruhnya. Akibatnya, penduduk sipil tidak punya pilihan selain melarikan diri ke dalam hutan setelah kehilangan sebagian besar harta benda, peralatan untuk bertani, dan biji-bijian.

Dalam dua bulan terakhir, MSF telah merawat 97 korban luka akibat serangan terhadap penduduk sipil di Ouaka. Banyak korban cedera akibat perang yang harus menempuh perjalanan selama 24 jam untuk mencapai klinik.

Kekerasan yang terus berlangsung tidak hanya berakibat pembantaian besar-besaran dan penyiksaan yang meluas, tapi juga pengungsian massal karena banyak penduduk sipil yang ketakutan dan ingin melarikan diri dari serangan.

”Kami menyediakan bantuan kepada penduduk yang kondisinya sudah rentan dan kini semakin parah karena konsekuensi konflik dan ketelantaran,” ujar Pandolfi.

Selain kekerasan, malaria juga mengancam masyarakat setempat. Malaria adalah penyebab kematian utama di daerah ini. Lebih dari 71 pasien positif mengidap malaria karena banyak orang telantar yang tidur di luar ruangan, seperti di hutan-hutan. Adapun musim hujan telah tiba sehingga mereka semakin rentan terhadap malaria.

Lembaga dokter tersebut telah melayani Ouaka sejak pertengahan April 2014. Lebih dari 1.000 orang mendapatkan konsultasi kesehatan dasar melalui klinik berjalan. Di Republik Afrika Tengah, MFS telah berdiri sejak 1997. Kini MSF memiliki lebih dari 300 anggota staf internasional dan lebih dari 2.000 pekerja lokal. Sejak Desember 2013, pelayanan medis ditingkatkan dari 10 hingga 21 proyek di Republik Afrika Tengah, ditambah 6 proyek untuk pengungsi yang berada di negara tetangga seperti Chad, Kamerun, dan Republik Demokratik Kongo.




NATALIA SANTI







Advertising
Advertising

Berita terkait

Presiden Afsel Minta Negara Kaya Tidak Timbun Vaksin Covid-19

27 Januari 2021

Presiden Afsel Minta Negara Kaya Tidak Timbun Vaksin Covid-19

Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa meminta vaksin Covid-19 dibagikan merata ke seluruh negara di dunia

Baca Selengkapnya

Waswas Gelombang Dua Virus Corona di Afrika

18 Desember 2020

Waswas Gelombang Dua Virus Corona di Afrika

Wabah virus corona di wilayah Afrika barat dan tengah mengkhawatirkan mengingat banyak negara yang tak mampu membeli vaksin virus corona.

Baca Selengkapnya

WHO Ingatkan Kematian Akibat Malaria Bisa Lebih Tinggi dari Covid-19

30 November 2020

WHO Ingatkan Kematian Akibat Malaria Bisa Lebih Tinggi dari Covid-19

WHO mengingatkan angka kematian akibat penyakit malaria bisa melampaui kematian karena virus corona di kawasan Afrika.

Baca Selengkapnya

Gajah Afrika Berusia 52 Tahun Mati di Bonbin Amerika

9 Oktober 2020

Gajah Afrika Berusia 52 Tahun Mati di Bonbin Amerika

Gajah Afrika bernama Sophi sempat mengalami penurunan kondisi selama beberapa hari sebelum mati.

Baca Selengkapnya

Studi: Nyamuk Berevolusi Gigit Manusia Gara-gara Cari Air

26 Juli 2020

Studi: Nyamuk Berevolusi Gigit Manusia Gara-gara Cari Air

Banyak jenis nyamuk menggigit beragam jenis hewan, tapi beberapa hanya suka manusia dan tidak ada yang tahu kenapa hingga kini.

Baca Selengkapnya

Kematian Massal Gajah Liar di Botswana, Penyebab Masih Misterius

6 Juli 2020

Kematian Massal Gajah Liar di Botswana, Penyebab Masih Misterius

Hampir 400 gajah mati dalam 2 bulan. Konservasionis mengkritik lambannya pemerintah Botswana bertindak atas bencana yang dialami gajah di negeri itu.

Baca Selengkapnya

Didesak Afrika dan Aktivis, Dewan HAM PBB Bahas Rasisme di AS

15 Juni 2020

Didesak Afrika dan Aktivis, Dewan HAM PBB Bahas Rasisme di AS

Negara-negara Afrika diwakili Burkina Faso dan 600 organisasi HAM serta keluarga korban mendesak Dewan HAM PBB membahas rasisme sistematis di AS.

Baca Selengkapnya

54 Negara Afrika Desak Dewan HAM PBB Bahas Kasus George Floyd

15 Juni 2020

54 Negara Afrika Desak Dewan HAM PBB Bahas Kasus George Floyd

Dubes Burkina Faso meminta Dewan HAM PBB membahas sikap rasisme sistematis dan kekerasan polisi pasca tewasnya George Floyd.

Baca Selengkapnya

Protes Rasisme, Mengenal Sosok Cecil Rhodes dari Inggris

10 Juni 2020

Protes Rasisme, Mengenal Sosok Cecil Rhodes dari Inggris

Unjuk rasa anti-rasisme di Amerika Serikat telah menyebar ke Inggris. Demonstran meminta patung Cecil Rhodes dicopot.

Baca Selengkapnya

Virus Corona di Afrika Tak Seganas di Tempat Lain, Ini Sebabnya

24 Mei 2020

Virus Corona di Afrika Tak Seganas di Tempat Lain, Ini Sebabnya

WHO mencatat virus corona Covid-19 telah menyebar ke setiap negara di Afrika sejak kasus pertama dikonfirmasi di benua itu 14 minggu lalu. Tapi ...

Baca Selengkapnya