Relawan yang telah bergabung dengan Tentara Irak bersorak dengan slogan nyanyian di Baghdad, Irak, 13 Juni 2014. REUTERS/Ahmed Saad
TEMPO.CO, Baghdad - Kelompok militan Islam yang ditangkap di dua kota besar di Irak pekan lalu mengunggah foto yang menunjukkan pejuang mereka tengah membantai puluhan tentara yang ditangkap. Mereka yang mengatasnamakan diri Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) membawa tawanan ke truk sebelum memaksa mereka berbaring tertelungkup di selokan dangkal dengan tangan terikat di belakang punggung mereka. Dalam hitungan detik, mereka tergenang dalam kolam darah.
Gambar-gambar mengerikan ini kian mempertajam ketegangan sektarian karena ratusan warga Syiah menjawab panggilan dari pemimpin spiritual yang paling dihormati untuk mengangkat senjata melawan kelompok militan Sunni. ISIL telah bersumpah untuk menguasai Bagdad dan kota-kota Syiah di selatan negeri itu.
Meski mereka belum bergerak ke Bagdad, ketegangan mulai muncul setelah ratusan orang Syiah berpawai di jalanan dalam menanggapi panggilan oleh Ayatullah Ali al-Sistani bagi rakyat Irak untuk membela negara mereka. Mereka secara sukarela bergabung untuk bersama-sama melawan ISIL.
Meskipun keamanan di ibu kota Irak itu diperketat, serangkaian ledakan menewaskan sedikitnya 15 orang dan melukai lebih dari 30 di kota tersebut. Satu bom mobil meledak di pusat kota, menewaskan 10 orang dan melukai 21 orang lainnya. Pada malam hari, ledakan lain menghantam daerah itu, menewaskan dua orang dan melukai lima orang lainnya. Ledakan ketiga terjadi di dekat sebuah toko di distrik Kota Sadr, menewaskan tiga orang dan melukai tujuh orang lainnya.
Peledakan dengan bom bunuh diri dan bom mobil intensitasnya meningkat di Bagdad dalam beberapa bulan terakhir; sebagian besar menargetkan lingkungan Syiah atau aparat keamanan. Keamanan diperketat terutama di batas kota utara dan barat, lokasi yang mungkin digunakan pejuang ISIL untuk merangsek ke pusat kota.
Krisis di Irak ini telah mendorong Amerika Serikat mengirim sebuah kapal induk ke Teluk Persia. Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel memerintahkan kapal USS George H.W. Bush dari Laut Arab bagian utara ketika Presiden Barack Obama mempertimbangkan opsi militer untuk Irak. Sekretaris Pers Kementerian Pertahanan Laksamana John Kirby mengatakan langkah tersebut akan memberikan Obama fleksibilitas tambahan jika aksi militer diperlukan.
Di negara tetangga, Iran, Pelaksana Tugas Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Kiomars Heidari mengatakan Iran telah meningkatkan pertahanannya di sepanjang perbatasan barat dengan Irak. Namun ia menyatakan sejauh ini tidak ada ancaman langsung terhadap perbatasan.