Aksi Mogok Kerja di Brasil Lumpuhkan Transportasi  

Reporter

Sabtu, 7 Juni 2014 08:44 WIB

Demonstran memprotes uang yang dihabiskan untuk Piala Dunia di depan Stadion Nasional di Brasilia, Brasil (15/5). Rakyat Brasil yang kecewa dengan layanan buruk pemerintah, karena keluhan pajak yang mereka bayar dihabiskan buat persiapan jadi tuan rumah Piala Dunia 2014. AP/Eraldo Peres

TEMPO.CO, Sao Paulo - Polisi Brasil menggunakan gas air mata, peluru karet, dan granat kejut untuk membubarkan pekerja yang mogok di stasiun kereta bawah tanah, Jumat, 6 Juni 2014. Dilaporkan dari AP, setidaknya tiga anggota serikat pekerja terluka dalam bentrok yang terjadi di Sao Paulo. (Baca: Warga Brasil Demo Piala Dunia 2014)

Operator kereta api bawah tanah melakukan aksi mogok kerja menyusul permintaan upah yang lebih tinggi dari pemerintah. Para pejabat dan serikat yang mewakili pekerja telah melakukan perbincangan kemarin, tapi tidak membuahkan kesepakatan apa pun. Mereka memutuskan akan melakukan mogok kerja hingga batas waktu yang belum ditentukan. (Baca: Kereta Mogok, Penumpang Rusak Stasiun Sao Paulo)

Sebuah putusan dari pemerintah memang meminta operator kereta api Sao Paulo untuk bekerja secara penuh di jam kerja dan menambah 70 persen di luar jam kerja utama. Anggota serikat memutuskan untuk mogok kerja setelah putusan itu diresmikan. Padahal, pemerintah memberlakukan denda sekitar USD 44 ribu jika mereka mengabaikan perintah itu.

Melihat transportasi di Kota Brasil lumpuh, penyelenggara acara mulai cemas karena para wisatawan yang akan datang ke kota-kota di Brasil, termasuk Rio de Janeiro, mengandalkan kereta untuk berpindah lokasi. Diperkirakan wisatawan akan mulai memadati Brasil pada awal pekan depan.

"Jika ini terus terjadi, kekacauan akan berbahaya untuk Piala Dunia. Sebab, kita tidak tahu sampai kapan mereka akan melakukan mogok kerja dan ini jelas akan mempengaruhi jalannya acara," kata sosiolog dari University Sao Paulo School of Sociology and Politic, Carla Dieguez.

Aksi demo yang dilakukan oleh pekerja angkutan umum, polisi, guru, dan lainnya ini mulai mengancam sejak beberapa bulan lalu. Mereka protes karena pemerintah bisa mengeluarkan dana begitu besar untuk persiapan Piala Dunia, tapi tidak untuk menyejahterakan rakyatnya.




RINDU P HESTYA | AP




Berita Lain:
Pria Australia Klaim Tiduri Ratusan Gadis di Bali
Dinikahi Putri Jepang, Pria Biasa Ini Pendeta
Tolak Diperkosa, Wanita India Ditembak Mati

Berita terkait

Satpam Playgroup Bakar 7 Anak dan Guru, Motif Belum Diketahui

7 Oktober 2017

Satpam Playgroup Bakar 7 Anak dan Guru, Motif Belum Diketahui

Sedikitnya tujuh anak dan seorang guru playgroup tewas di Brasil tenggara setelah dibakar dengan sadis oleh satpam.

Baca Selengkapnya

Warga Brasil Ketakutan di Langit Muncul 'Tangan Tuhan'  

20 Agustus 2017

Warga Brasil Ketakutan di Langit Muncul 'Tangan Tuhan'  

Foto "Tangan Tuhan" itu pun beredar di media sosial dan jadi bahan perbincangan para netizen di Brasil.

Baca Selengkapnya

Hantu Paksa Presiden Brasil Pindah dari Istana Negara?  

12 Maret 2017

Hantu Paksa Presiden Brasil Pindah dari Istana Negara?  

Presiden Brasil, Michel Temer menyalahkan nasib buruk dan
bahkan hantu sebagai alasan dirinya bersama keluarga pindah
dari Istana Kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Polisi Brasil Mogok, Kota Ini Dijarah dan Dikuasai Gengster  

7 Februari 2017

Polisi Brasil Mogok, Kota Ini Dijarah dan Dikuasai Gengster  

Kekacauan hebat terjadi di Espirito Santo, Brasil, dipicu oleh polisi mogok memprotes tidak naiknya gaji mereka. Toko-toko dijarah dan dikuasai gangster.

Baca Selengkapnya

Dikira Hilang, Pria Ini Ternyata Disekap Selama 20 Tahun  

26 Oktober 2016

Dikira Hilang, Pria Ini Ternyata Disekap Selama 20 Tahun  

Pria yang diperkirakan hilang selama 20 tahun ditemukan terikat di atas tempat tidur di ruang bawah tanah.

Baca Selengkapnya

Bentrok di Penjara Brasil, 7 Narapidana Kepalanya Dipenggal  

17 Oktober 2016

Bentrok di Penjara Brasil, 7 Narapidana Kepalanya Dipenggal  

Tujuh narapidana kepalanya dipenggal dan enam lainnya tewas dibakar ketika terjadi aksi tawur di penjara Boa Vista.

Baca Selengkapnya

Buka Paralimpiade Rio 2016, Presiden Brasil Dicemoh Massa

9 September 2016

Buka Paralimpiade Rio 2016, Presiden Brasil Dicemoh Massa

Temer merupakan mantan wakil dari presiden yang dimakzulkan, Dilma Rousseff. Dia akan mengisi posisi yang ditinggalkan Rousseff hingga Januari 2019.

Baca Selengkapnya

Vaksin Anti Kokain Mulai Diuji Coba Pada Hewan

9 September 2016

Vaksin Anti Kokain Mulai Diuji Coba Pada Hewan

Vaksin tersebut telah dikembangkan selama lebih dari dua tahun.

Baca Selengkapnya

Pemakzulan, Venezuela Tarik Dubes dari Brasil

1 September 2016

Pemakzulan, Venezuela Tarik Dubes dari Brasil

Beberapa jam setelah keputusan tersebut diumumkan Kementerian Luar Negeri Venezuela, Brasil juga mengumumkan penarikan duta besarnya dari Karakas.

Baca Selengkapnya

Tolak Pemakzulan, Pendukung Dilma Rousseff Mengamuk  

1 September 2016

Tolak Pemakzulan, Pendukung Dilma Rousseff Mengamuk  

Pemakzulan Presiden Brasil Dilma Rousseff, 68 tahun, membuat marah para pendukungnya.

Baca Selengkapnya