Petugas kepolisian dan pemadam kebakaran berada di lokasi terjadinya bom mobil di Haret Hreik, Libanon (21/1). Saksi dan media setempat mengatakan, kubu Hizbullah yang menjadi target berulang serangan bom mobil dalam beberapa bulan terakhir. REUTERS/Khalil Hasan
TEMPO.CO, Beirut -Pemerintah Lebanon menahan Omar Bakri, tokoh ulama yang dikenal radikal dan pendukung al-Qaeda, Ahad, 25 Mei 2014. Dia ditahan atas tuduhan terlibat dalam bentrok sektarian di negeri itu.
Sumber keamanan yang tak menyebutkan identitasnya mengatakan kepada AFP, bahwa pihak berwenang Lebanon sebelumnya telah mengeluarkan surat perintah penahanan terhadap Bakri karena terlibat dalam kekerasan di utara Kota Tripoli. Namun, menurut sumber tadi, sejak perintah itu dikeluarkan, Bakri sudah sebulan lalu pergi ke sebuah tempat yang dirahasiakan. "Dia sekarang ditahan di Aley, sebelah timur Beirut," kata sumber itu.
Bakri kabur dari Tripoli pada April 2014 ketika pasukan keamanan dikerahkan ke beberapa tempat di sebelah utara kota pelabuhan itu guna menghentikan bentrokan antara kelompok muslim Sunni dan Alawite yang tinggal di kota tersebut. Konflik ini terkait dengan perang saudara di negara tetangga Lebanon, Suriah.
Bakri tinggal di Inggris selama hampir 20 tahun sebelum menetap di Lebanon pada 2005, setelah dia dilarang oleh London menyusul ledakan bom yang menimpa kereta bawah tanah dan bus pada tahun itu.
Ulama Sunni ini pernah mendekam dalam penjara di Lebanon setelah dijatuhi hukuman seumur hidup karena terbukti melakukan berbagai kekerasan. "Tapi dia dibebaskan dengan jaminan uang pada 2010," ujar sumber di pengadilan.
Adapun Bakri, pria berjenggot kelahiran Suriah yang juga memegang kewarganegaraan Lebanon ini, menolak dituding dan disebut-sebut memiliki hubungan dengan al-Qaeda, meskipun mengakui bahwa dirinya memiliki ideologi yang sama.
Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, menyebut dunia akan menjadi tempat yang lebih baik karena Presiden Amerika Serikat Donald Trump "idiot."