TEMPO.CO, Washington - Amerika Serikat pada hari Sabtu membatalkan latihan militer dengan Thailand menyusul kudeta di negara itu. Diumumkan hampir bersamaan oleh Departemen Luar Negeri dan Departemen Pertahanan, menurut kantor berita Reuters, menunjukkan ketidaksenangan Washington dengan langkah pimpinan militer Thailand yang menjatuhkan pemerintahan dan memberlakukan darurat militer.
Pentagon mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa latihan perang itu merupakan bagian kerja sama tahunan Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) AS-Thailand. Bersamaan dengan pengumuman pembatalan latihan, Pentagon juga menyatakan pembatalan kunjungan Komandan Armada Pasifik Laksamana Harry Harris dan membatalkan undangan kepada pimpinan angkatan bersenjata Thailand untuk mengunjungi markas Komando Pasifik AS bulan depan.
Pentagon menyatakan "akan terus meninjau kerja sama lainnya", merujuk pada acara tahunan "Cobra Gold", latihan bersama multinasional tahunan yang disponsori Thailand dan AS. Cobra Gold, biasanya diselenggarakan pada Januari atau Februari, adalah latihan besar yang dirancang untuk menjamin perdamaian regional dan untuk memperkuat kemampuan angkatan bersenjata Thailand menghadapi ancaman regional.
Secara terpisah, Departemen Luar Negeri, yang biasanya mengawasi kerja sama penegakan hukum AS di luar negeri, menyatakan telah membatalkan program pelatihan senjata api bagi polisi di Thailand. Selain itu, jadwal kunjungan perwira senior kepolisian Thailand ke AS juga dibatalkan.
Program pelatihan senjata api telah dijadwalkan akan dimulai pada hari Senin, sementara kunjungan oleh pejabat kepolisian Thailand, termasuk kunjungan ke fasilitas FBI, sedianya dilakukan bulan Juni. "Kami semakin khawatir tentang tindakan militer Thailand," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Marie Harf dalam sebuah pernyataan.
REUTERS | AP | INDAH P
Berita terkait
Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina
1 hari lalu
Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS
Baca SelengkapnyaSiprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK
1 hari lalu
Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam
Baca SelengkapnyaMenhan AS Telepon Menhan Cina untuk Pertama Kalinya
11 hari lalu
Menhan AS, Lloyd Austin, berbicara dengan Menhan Cina ketika kedua negara berupaya memulihkan hubungan militer.
Baca SelengkapnyaTemu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah
12 hari lalu
Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani memimpin delegasi untuk bertemu Presiden AS Joe Biden dan pejabat lainnya di tengah ketegangan antara Iran dan Israel.
Baca SelengkapnyaTop 3 Dunia: Pengakuan untuk Negara Palestina, Ketegangan Israel-Iran
15 hari lalu
Top 3 Dunia dibuka dengan kabar semakin dekatnya pengakuan untuk Negara Palestina oleh tiga negara Eropa.
Baca SelengkapnyaPentagon Frustrasi Menyusul Serangan Israel ke Konsulat Iran di Suriah
16 hari lalu
Pentagon menyebut ketegangan terbaru antara Iran dan Israel turut mengancam pasukan Amerika Serikat di Timur Tengah
Baca SelengkapnyaAS Diam-diam Kembali Setujui Pengiriman Bom dan Pesawat Tempur Senilai Miliaran Dolar ke Israel
28 hari lalu
The Washington Post melaporkan Amerika Serikat telah mengizinkan pengiriman bom dan pesawat tempur senilai miliaran dolar ke Israel.
Baca SelengkapnyaMeski Dibangun 1.000 Tentara AS, Pentagon: Pelabuhan Gaza Baru Siap Setelah 60 Hari
50 hari lalu
Pentagon menyatakan rencana Presiden Joe Biden untuk membangun pelabuhan terapung militer untuk mempercepat bantuan ke Gaza memerlukan waktu 60 hari
Baca SelengkapnyaPentagon: Tiga Tewas dalam Kecelakaan Helikopter Garda Nasional AS
50 hari lalu
Pentagon mengKonfirmasi tiga orang tewas dalam kecelakaan helikopter Garda Nasional AS di dekat perbatasan Texas-Meksiko.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan AS Lloyd Austin Dilarikan ke Unit Perawatan Kritis
12 Februari 2024
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dirawat di unit perawatan kritis di Washington, setelah sebelumnya mengakui mengidap kanker
Baca Selengkapnya