SEAPA Tolak Militer Thailand Bungkam Pers

Reporter

Jumat, 23 Mei 2014 08:15 WIB

Tentara Thailand menempati floby stasiun televisi Lembaga Penyiaran Nasional Thailand di Bangkok (20/5). Angkatan bersenjata Thailand menerapkan status darurat militer. REUTERS/Athit Perawongmetha

TEMPO.CO, Bangkok - Aliansi Pers Asia Tenggara (SEAPA) menyatakan keprihatian yang mendalam atas pemberlakuan darurat sipil oleh Angkatan Bersenjata Kerajaan Thailand. Pemberlakuan darurat sipil yang secara khusus menyasar pada kemerdekaan berpendapat dan kemerdekaan pers.

SEAPA dengan pernyataannya bertajuk “Mengapa Darurat Sipil Terutama Menekan Media?” pada Rabu, 21 Mei 2014 menjelaskan pemberlakuan darurat sipil menempatkan pemerintahan sipil berada dalam pengawasan yang tak terbatas oleh militer. Dengan begitu, hak-hak sipil yang dijamin oleh konstitusi telah ditiadakan.

Menurut SEAPA, lima dari 12 perintah yang diberlakukan oleh POMC sehubungan pemberlakuan darurat sipil secara langsung telah berdampak buruk pada kemerdekaan media dan kemerdekaan berpendapat. Perintah ini meliputi larangan penyebaran berita dan segala bentuk informasi seperti dokumen, foto, publikasi, dan siaran untuk semua jenis media. Larangan ini termasuk tidak menjual dan mempublikasikan isi pemberitaan.

SEAPA kemudian mengutip beberapa poin dari perintah POMC yang mencederai kemerdekaan media. Pada perintah nomor 9 disebutkan meniadakan kemerdekaan editorial, larangan media cetak dan radio untuk mewawancarai mantan pejabat pemerintah, akademisi dan tokoh masyarakat yang dianggap akan membingungkan masyarakat atau memprovokasi terjadinya kekerasan, dan segala hal yang bertentangan dengan hukum darurat sipil.

Perintah nomor 8, POMC meminta para penyedia pelayanan jasa Internet (ISP) untuk menghentikan layanan bagi pengguna Internet dengan alasan untuk mencegah provokasi tindak kekerasan atau menentang POMC. Jika dilanggar, POCM akan memblokir ISP dan mengambil tindakan hukum bagi pelakunya.

SEAPA mencatat, pada 20 Mei 2014 pukul 10 pagi, aparat militer telah dikerahkan ke kantor-kantor media dan memasuki ruang pemberitaan (newsroom) untuk memerintahkan penghentian pemberitaan media. POMC telah menutup 14 televisi kabel dan satelit yang menggunakan layanan satelit. Sejumlah stasiun radio juga telah dihentikan siarannya.

Mencermati sejumlah perintah POMC terkait dengan pemberlakuan darurat sipil, SEAPA menegaskan penolakan terhadap pembungkaman kemerdekaan pers oleh militer Thailand. SEAPA meminta militer menghormati kemerdekaan sipil dan melindungi kemerdekaan media berdasarkan konstitusi pasal 45.

"Kami menegaskan kembali setiap pembatasan hak-hak ini harus mematuhi konstitusi dan norma internasional mengenai kebutuhan, kekhususan, dan proporsionalitasnya.Tindakan harus dibatasi pada tujuan dari deklarasi itu, yakni mencegah kekerasan yang sporadis dan mencegah konfrontasi antara demonstran pendukung maupun anti pemerintah," kata SEAPA.

SEAPA juga mendesak penarikan pasukan militer dari kantor-kantor media dan segera mencabut perintah penghentian operasi media sehingga media dapat beroperasi kembali. Dan membiarkan masyarakat menggunakan media sebagai saluran mengekpresikan pendapat mereka.

MARIA RITA HASUGIAN





Terpopuler:
Jupe Pengin Jadi Istri Prabowo
Jaksa Ini Beri Fasilitas Seks Kepada Terdakwa
KPK Incar Suryadharma Ali Sejak Januari Lalu


Advertising
Advertising










Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya