Polisi New York Tutup Divisi Mata-mata Umat Muslim  

Reporter

Rabu, 16 April 2014 07:57 WIB

Ilustrasi penjahat bersenjata atau terorist. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, New York - Departemen Polisi New York (NYPD) menutup sebuah unit yang bertugas melacak kehidupan sehari-hari umat Islam pada Selasa, 15 April 2014. Selama ini divisi tersebut bertugas mendeteksi ancaman teror. Namun, keberadaannya telah memicu kontroversi. "Kini, detektif yang berada di unit itu telah dipindahkan ke Departemen Divisi Intelijen," ujar juru bicara NYPD, Stephen Davis.

Menurut Wali Kota Bill de Blasio, penutupan itu merupakan langkah penting untuk meredakan ketegangan antara polisi dan penduduk New York. Dengan demikian, polisi dan masyarakat dapat saling membantu menghadapi orang jahat.

Selama ini NYPD bekerja sama dengan agen CIA untuk memata-matai tempat tinggal umat muslim. Mereka memata-matai aktivitas belanja, bekerja, dan berdoa pemeluk Islam. "Para detektif mengenakan pakaian sipil dan menyusup ke kelompok mahasiswa muslim," tulis krqe.com. "Juga masuk ke masjid-masjid dan memantau khutbah serta katalog keagamaan."

Cerita pengintaian NYPD terhadap muslim pernah diulas Associated Press. Sejak itu, dua tuntutan sipil diajukan. Isinya menentang penyelidikan itu karena dianggap inkonstitusional. "Sebab, mereka terfokus terhadap salah satu agama, ras, dan asal negara saja."

Mantan Komisaris Polisi Ray Kelly pernah membela taktik pengawasan ini. Menurut dia, penyidik melakukan pengamatan sesuai dengan pedoman Kepolisian dan mencoba menciptakan sistem peringatan dini dari terorisme.

Namun, masyarakat mengajukan deposisi pada 2012. Isinya seorang kepala NYPD bersaksi jika divisi itu belum pernah menghasilkan penyelidikan yang berindikasi ke terorisme. Padahal, unit tersebut sudah bekerja selama empat tahun.


KRQE | DNA INFO NEW YORK | CORNILA DESYANA

Terpopuler:
Mesin Penjual Mariyuana Pertama Dunia Ada di AS
Sempat Gagal, Bluefin Menyelam Lagi Cari MH370
Liput Perang di Suriah, 3 Jurnalis Libanon Tewas
Dua Pria Pakistan Diduga Makan Mayat Bayi
Celoteh Snowden Ikhwal Pulitzer




Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya