The International Indian School in Dammam (IISD) Arab saudi miliki 16 ribu siswa.
TEMPO.CO, Riyadh - Siswa yang memiliki keterbelakang mental telah menjadi obyek pelecehan seksual oleh siswa normal. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Masyarakat Cacat di Teluk, Musaed al-Awla, sebagaimana dilaporkan oleh harian Mekkah, Senin, 7 April 2014.
Direktur Pendidikan Khusus di Kementerian Pendidikan Abdullah al-Aqeei mengatakan kasus pelecehan seksual tak hanya menimpa anak-anak cacat, melainkan juga terjadi pada murid sekolah perempuan, tapi kejadian itu ditutupi.
Al-Awla menerangkan banyak orang tua terpaksa menarik keluar anak-anaknya dari sekolah akibat pelecehan seksual menimpa putra-putri mereka. Dia juga mengritik sekolah berpendidikan khusus karena dianggap gagal melindungi anak-anak cacat (mental).
"Para guru membolehkan seluruh siswa bercampur dan bermain bersama selama masa rehat. Pada saat inilah siswa cacat bermain dengan murid normal, buntutnya mereka mendapatkan pelecehan seksual."
Meskipun demikian, Al-Aqeel mengatakan kasus pelecehan seksual juga menimpa murid laki-laki dan perempuan, seraya membantah bahwa pelecehan hanya terjadi pada siswa cacat.
"Ini adalah kasus individual dan terisolasi, serta belum mencapai tingkat membahayakan berkat nilai dan ajaran agama yang ada dalam masyarakat Saudi. Setiap tiga atau empat tahun, satu kasus terjadi di salah satu wilayah di Saudi. Sebagian besar kasus ini terjadi antarsiswa, jarang melibatkan guru," ucapnya.