Senat AS Setuju Laporan Interogasi CIA Dibuka

Reporter

Editor

Abdul Manan

Jumat, 4 April 2014 21:43 WIB

Lambang Central Intelligence Agency (CIA), badan intelijen Amerika, yang terdapat di Lobi Markas Besar CIA di Langley. cia.gov

TEMPO.CO, Washington - Komite Intelijen Senat AS, Kamis 3 April 2014, melakukan pemungutan suara untuk mengumumkan sebagain dari laporan yang merinci metode interogasi dan penahanan kontroversial digunakan oleh badan intelijen AS, Central Intelligence Agency (CIA), terhadap para tersangka teror pasca serangan 11 September 2001 -yang dikenal dengan 9/11 .

Dengan 11-3 suara yang mendukung deklasifikasi atas ringkasan eksekutif laporan itu, tekanan sekarang bergeser ke CIA dan Gedung Putih untuk cepat memeriksa laporan yang mungkin membahayakan keamanan nasional dan membuka kepada publik. Deklasifikasi adalah menyatakan sebuah laporan tak lagi bersifat rahasia.

"Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengungkap fakta di balik program rahasia ini, dan hasilnya mengejutkan," kata Senator Dianne Feinstein, yang memimpin Komite intelijen Senat. "Laporan ini memperlihatkan kebrutalan yang jelas bertentangan dengan nilai-nilai kita sebagai bangsa. Kronik ini menjadi noda dalam sejarah kita yang tidak bisa dibiarkan terjadi lagi."

Komunitas intelijen mengecam prospek dipublikasaikannya laporan Senat, yang ditulis oleh staf komite intelijen dari Demokrat dan Republik, tapi tidak termasuk wawancara langsung dengan pejabat CIA, karyawan kontrak atau pejabat pemerintahan di era George Bush. Komite melakukan pemungutan suara bulan Desember 2012 untuk menyetujui temuan itu, namun laporan itu tetap dirahasiakan.

Senator Richard Burr, anggota Kommite Senat, menyebut laporan itu "cacat dan bias", tapi akhirnya ia memilih mendukung deklasifikasi atas ringkasan eksekutif laporan itu.

"Saya berharap bahwa para penulis laporan tersebut memastikan bahwa publik Amerika diberi fakta, bukan fiksi," kata Burr. Dia menambahkan, "Namun, saya hari ini memberikan suara untuk mengumumkan laporan tersebut untuk memberi rakyat Amerika kesempatan untuk membuat penilaian mereka sendiri."

Tiga Senator Republik -James Risch dari Idaho, Dan Coats dari Indiana, dan Marco Rubio dari Florida- memilih menentang deklasifikasi itu. "Sayangnya, studi ini telah mengadu Komite Intelijen Senat dengan CIA dan menggangu fokus kita dari banyaknya ancaman yang dihadapi keamanan nasional kita," kata Risch dan Rubio dalam sebuah pernyataan bersama.

Washington Post melaporkan awal pekan ini bahwa pejabat pemerintah yang memeriksa laporan Komite Intelijen Senat setebal 6.300 halaman mengatakan, bagian yang paling mengganggu dari laporan itu bukan rincian penyiksaan terhadap tahanan, tetapi adanya perbedaan antara pernyataan pejabat senior CIA dan staf tingkat bawah yang terlibat langsung dalam program itu.

Para pejabat mengatakan kemampuan CIA untuk memperoleh intelijen berharga dari program penyiksaan yang disebut "teknik interogasi yang ditingkatkan" itu sedikit, jika ada.

"Laporan ini menunjukkan bahwa berbagai tingkat di pemerintahan memberikan informasi menyesatkan tentang efektivitas dari teknik ini," kata Senator Martin Heinrich, anggota Komite Intelijen Senat. "Jika badan rahasia pemerintah ingin beroperasi dalam negara demokrasi, harus ada kepercayaan."

Presiden Obama dan lainnya mengkritik metode interogasi kontroversial yang digunakan CIA dan menyerukan penggunaan beberapa teknik interogasi, seperti waterboarding, melabrak hukum yang memang melarang penyiksaan. Setelah menjabat sebagai presiden, Obama melarang praktek interogasi secara kejam tersebut.

Feinstein mengatakan, ia ingin melihat deklasifikasi ringkasan eksekutif dari laporan, selesai dalam 30 hari. Laporan ringkasan eksekutifnya setebal 480 halaman dan mencakup 20 halaman temuan dan kesimpulan.

Juru bicara CIA Dean Boyd mengatakan, badan tersebut belum menerima versi final laporan komite intelijen untuk meninjau laporan itu, untuk mengetahui mana yang seharusnya tetap dirahasiakan atau tidak. CIA berjanji akan meninjau laporan itu "secepatnya."

"CIA telah mengakui dan belajar dari program RDI (Rendition, Detention and Interrogation) dan telah mengambil langkah-langkah perbaikan untuk mencegah kesalahan seperti itu terjadi lagi," kata Boyd.

Juru bicara Gedung Putih Jay Carney memberikan catatan menjelang pemungutan suara di Komite Intelijen Senat bahwa Obama telah lama secara jelas mengungkapkan bahwa ia ingin laporan itu dibuka kepada publik sehingga masyarakat dapat melihatnya. Namun Carney mengatakan Obama tidak menetapkan batas waktu untuk mempublikasikannya.

USA TODAY | ABDUL MANAN

Berita Lainnya
Dukung Anti-Gay, CEO Mozilla Dipaksa Mundur
5 Fakta tentang Vladimir Putin
AS Ingatkan Cina Tak Tiru Aneksasi Gaya Rusia
Lord of The Rings Ikut Cari Pesawat MH370
Pencari Kotak Hitam MH370 Tiba di Lokasi

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya