"Bagaimana Nasib Adik Saya?"

Reporter

Editor

Senin, 21 Februari 2005 10:01 WIB

TEMPO Interaktif, Amman: Ibrahim Abdul Kadir Abu Fadaleh, pengemudi mobil yang membawa dua wartawan Metro TV, Meutya Hafid dan Budiyanto, sesaat sebelum mereka dilaporkan hilang di Irak, hingga kemarin belum diketahui nasibnya, apakah ia ikut disandera, dilepaskan, atau justru dibunuh. Mahmud Abu Fadaleh, 54 tahun, kakak Ibrahim, malah merasa nasib adiknya diabaikan. "Yang diekspos di mana-mana cuma dua wartawan itu. Bagaimana nasib adik saya?" kata Mahmud kepada Tempo di rumahnya di Dahyatu ar-Rashed, Amman, Yordania, kemarin. Ibrahim Abdul Kadir Abu Fadaleh lahir di Jenin, Palestina, 48 tahun lalu. Ia sudah 15 tahun menjadi sopir jarak jauh Yordania-Irak. "Adik saya tidak menganut aliran tertentu atau terkait politik apa pun, hanya sopir," kata Mahmud.Ibrahim anak ketiga dari tujuh bersaudara. Ia punya dua istri, asal Yordania dan Irak, dan delapan anak. "Anaknya yang terkecil masih berumur enam bulan dan sedang sakit saat Ibrahim mau berangkat," kata Mahmud. Setelah membawa anaknya ke dokter, malamnya Ibrahim menjemput Meutya dan Budiyanto di Hotel Intercontinental, Amman. Ibrahim, menurut Mahmud, sudah kenal dekat dengan Budiyanto, yang beberapa kali dibawanya ke Irak. "Karena itu, walau anaknya sakit, Ibrahim tetap mengantarkan mereka."Biasanya, kata Mahmud, setiap kali tiba di Bagdad, Ibrahim selalu menelepon istrinya yang berada di Amman. Saat di perbatasan Irak, Ibrahim sempat menelepon istrinya dan berjanji akan menelepon kembali begitu sampai di Bagdad, sekitar 7 jam kemudian. Namun, telepon yang ditunggu-tunggu itu tak pernah datang. Setelah sehari lewat, istrinya mulai cemas dan mengadu ke Mahmud. "Tak biasanya Ibrahim tak kasih kabar. Pasti ada sesuatu," kata sang istri seperti ditirukan Mahmud.Mahmud lalu mencari tahu kabar adiknya di terminal mobil GMC Irak-Yordania. Di situ diperoleh cerita bahwa seorang sopir bernama Ashraf Abu Hail mendapat laporan dari seorang Irak yang mengaku melihat perampasan atas mobil seorang Yordania dan dua orang wartawan di kawasan Mahmudiyah, dekat Ramadi, oleh kelompok yang menyatakan diri Mujahidin. Sejak itu, istri Ibrahim menangis terus. Mahmud akhirnya tak tega. Ia mencoba masuk ke Irak, tapi perbatasan tutup pada 17-23 Februari. Ibrahim, menurut Mahmud, mengidap penyakit gula dan tekanan darah tinggi. "Dia itu harus selalu disuntik insulin. Saya tak tahu apakah dia membawa obat, dan obatnya masih ada atau habis." Ahmad Taufik

Berita terkait

ISIS Terusir, 2.100 Jasad Manusia Ditemukan di Mosul  

10 September 2017

ISIS Terusir, 2.100 Jasad Manusia Ditemukan di Mosul  

Lebih dari 2.100 jasad warga sipil ditemukan di sebagian Kota Mosul, setelah kota ini dinyatakan bersih dari ISIS.

Baca Selengkapnya

Begini Cerita Tentara Irak Buru Milisi ISIS Pembunuh Ayahnya

23 Juli 2017

Begini Cerita Tentara Irak Buru Milisi ISIS Pembunuh Ayahnya

Tentara Irak ini mengklaim telah membunuh satu dari orang anggota ISIS yang membunuh ayahnya

Baca Selengkapnya

Berkunjung ke Bar Pertama Dibuka Setelah ISIS Terusir dari Mosul  

22 Juli 2017

Berkunjung ke Bar Pertama Dibuka Setelah ISIS Terusir dari Mosul  

Sebuah bar di kota Qaraqosh, Mosul, Irak kembali dibuka untuk menandai kehidupan mulai berjalan normal setelah ISIS terusir dari kota itu.

Baca Selengkapnya

Remaja Putri Jerman Ditemukan di Mosul, Jadi Polwan ISIS

20 Juli 2017

Remaja Putri Jerman Ditemukan di Mosul, Jadi Polwan ISIS

Seorang remaja putri kelahiran Jerman yang dinyatakan hilang dan diduga bergabung dengan ISIS, telah ditemukan di Mosul, Irak.

Baca Selengkapnya

Irak Pastikan Pemimpin ISIS Abu Bakr Al Baghdadi Masih Hidup

17 Juli 2017

Irak Pastikan Pemimpin ISIS Abu Bakr Al Baghdadi Masih Hidup

Pemerintah Irak memastikan pemimpin kelompok Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS, Abu Bakr Al Baghdadi, masih hidup.

Baca Selengkapnya

Sadis, Milisi ISIS Dilempar ke Jurang di Irak

14 Juli 2017

Sadis, Milisi ISIS Dilempar ke Jurang di Irak

Sejumlah pria berseragam tentara Irak melempar seorang milisi ISIS ke jurang dan kemudian menembaknya

Baca Selengkapnya

Begini Kisah Anak Mosul Dipaksa ISIS Mutilasi Sandera Hidup-Hidup

12 Juli 2017

Begini Kisah Anak Mosul Dipaksa ISIS Mutilasi Sandera Hidup-Hidup

Milisi ISIS memaksa anak-anak di Mosul untuk membunuh sandera, jika tidak keluarga para bocah itu lah yang akan dibunuh.

Baca Selengkapnya

Mosul Bebas Dari ISIS, Pemimpin Dunia Ucapkan Selamat Kepada Irak

12 Juli 2017

Mosul Bebas Dari ISIS, Pemimpin Dunia Ucapkan Selamat Kepada Irak

Sejumlah pemimpin dunia menyatakan selamat kepada Irak atas pembebasan Mosul dari ISIS

Baca Selengkapnya

Murid Sekolah di Irak Menyerang Guru dengan Pisau dan Granat

4 Juli 2017

Murid Sekolah di Irak Menyerang Guru dengan Pisau dan Granat

Menurut polisi Irak, para guru tersebut ditusuk, dipukuli, ditendang dan rumahnya dilempari granat oleh para murid.

Baca Selengkapnya

Irak Tegaskan Kekuasaan ISIS Berakhir

30 Juni 2017

Irak Tegaskan Kekuasaan ISIS Berakhir

Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi menyatakan kekuasaan ISIS di Irak berakhir setelah pasukan militer Irak menguasai kembali masjid tua di Mosul.

Baca Selengkapnya