TEMPO Interaktif, Baghdad: Tempat pemungutan suara ditutup pukul 18.00 waktu Baghdad. Ketika saya terakhir mengujungi tempat pemungutan suara (TPS), warga yang memilih diperintah cepat-cepat masuk ke TPS. Para calon pemilih yang hanya tinggal belasan saja berlari-lari terburu-buru. Apalagi, di sebuah TPS di Karada Dakhil, sekitar 300 meter dari TPS Nabamiyah, terdengar tembakan. Para penjaga keamanan pun segera menutup ring dua dengan pagar kawat berduri. Meski diancam teror dan kekerasan, pemilihan umum untuk memilih dewan rekosntruksi Irak, tergolong sukses. Sore hari, panitia Pemilu Independen Irak mengumumkan 72 persen warga mengikuti pemungutan suara. "Bahkan para narapidana di penjara-penjara seperi Abu Ghuraib, Ummul Kutsar dan lainnya juga diberihak memilih," kata Menteri Hak Asasi Manusia Irak, Bachtiar Amin.Terdapat 5.587 TPS dengan 90 ribu kotak suara yang tersebar di seantero Irak. Di Samarra, sebelah utara Baghdad pemungutan suara tak bisa terselenggara karena alasan keamanan. Di segitiga kematian yang didominasi kaum Islam Sunni, antara lain: Kota Ramadi dan Falujjah, pemerintah setempat mengumumkan kotak suara belum boleh dibuka dengan alasan keamanan.Lebih dari 100 ledakan mortir (huwen) di sekitar Baghdad, sampai menjelang pukul 18.00 masih terdengar. Delapan bom bunuh diri dilakukan kelompok yang tak setuju pemilihan umum. Di Sadr City, dekat Baghdad 4 orang meninggal, 7 orang luka-luka, karena serang mortir. Di Mansour, Baghdad 6 orang meninggal 13 luka-luka, karena ada mobil yang nyelonong dan membawa bom. Tujuh mortir meledak di daerah kelahiran bekas diktator Irak, Saddam Hussein. Lima belas orang meninggal dan luka-luka di pintu masuk Zayyunah, Baghdad, sekitar 3 kilometer dari tempat saya tinggal. Di Kirkuk, ledakan terjadi di bandar udara yang dijadikan pangkalan udara tentara Amerika Serikat.Sore menjelang penutupan TPS dan menjelang jam malam Baghdad kembali sepi, gelap dan mati. Dingin pun kembali membungkus Baghdad.