Thailand Telah Deportasi 1.300 Pengungsi Rohingya  

Reporter

Kamis, 13 Februari 2014 17:44 WIB

Sebanyak 76 pengungsi Rohingya yang terdampar di Pulo Aceh sejak Minggu sore tiba dengan kapal nelayan di Lampulo, Banda Aceh (8/4). TEMPO/Adi Warsidi

TEMPO.CO, Bangkok - Thailand telah memulangkan sekitar 1.300 pengungsi Rohingya kembali ke Myanmar, Kamis, 13 Februari 2014. Deportasi ini dilakukan sejak September tahun lalu melalui pos perbatasan di Provinsi Ranong, Thailand. "Proses deportasi itu telah selesai pada awal November lalu," kata Kepala Imigrasi Thailand Letnan Jenderal Pharnu Kerdlarpphon, Kamis 13 Februari 2014.

Ini adalah berita resmi pertama soal deportasi warga etnis Rohingya. PBB mencatat ribuan warga etnis Rohingya, yang digambarkan sebagai salah minoritas yang paling teraniaya di dunia, telah melarikan diri dari kekerasan sektarian di Myanmar bagian barat. Mereka sebagian besar menggunakan perahu reyot sejak 2012. Banyak dari mereka yang tiba di perairan Thailand dikurung di penjara imigrasi yang penuh sesak.

Aktivis hak asasi manusia mengkritik langkah untuk mengembalikan Rohingya ke Myanmar, di mana mereka menghadapi larangan perjalanan, kerja paksa, dan terbatasnya akses terhadap pelayanan kesehatan dan pendidikan.

"Deportasi Rohingya merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional yang melarang mengirim kembali pengungsi dan pencari suaka ke tempat di mana mereka dapat menghadapi bahaya dan penganiayaan," kata Sunai Phasuk, seorang peneliti senior Human Right Watch, di New York.

Kelompok-kelompok HAM mengatakan Rohingya sering jatuh ke tangan sindikat pedagangan manusia, kadang-kadang setelah mereka dideportasi oleh Thailand.

Sunai mendesak pemerintah Thailand untuk menjelaskan apa yang terjadi pada 1.300 orang etnis Rohingya. Dia menduga Kementerian Luar Negeri tampaknya tidak telah terlibat dalam deportasi.

Akhir tahun lalu, Thailand mengatakan pihaknya sedang menyelidiki tuduhan bahwa beberapa pejabat militer di kerajaan terlibat dalam perdagangan Rohingya. Sekitar 500 orang etnis Rohingya diyakini masih ditahan di Thailand menyusul serangan pada tersangka pelaku perdagangan manusia.

Myanmar memandang sekitar 800 ribu warga etnis Rohingya sebagai imigran ilegal Bangladesh dan tidak mau mengakui kewarganegaraan mereka. Lebih dari 200 orang telah tewas dan lebih dari 140 ribu orang kehilangan tempat tinggal dalam kekerasan penganut Buddha-Islam sejak Juni 2012 di Negara Bagian Rakhine Myanmar.

ASIAONE | EKO ARI

Baca juga:

Menikahi Gadis Ingusan, Ulama Ini Ditahan
Berita Unfriend SBY Jadi Tertawaan Koran Singapura
Makan Malam, Obama dan Michelle Apit Hollande
Dukung Calon PM, Model India Berpose Sangat Seksi

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya