Akibat Snowden, Ranking Kebebasan Pers AS Anjlok  

Reporter

Kamis, 13 Februari 2014 15:57 WIB

Sejumlah penentang presiden Venezuela Hugo Chavez berunjukrasa menuntut kebebasan pers di Caracas (28/5). Foto: AP/Ariana Cubillos

TEMPO.CO, Wasington - Penanganan pemerintahan Obama terhadap whistleblower Edward Snowden mengakibatkan peringkat kebebasan pers di Amerika Serikat terjun bebas. Snowden adalah pelaku yang bocornya dokumen penting Badan Keamanan Nasional terkait tidakan penyadapan ilegal di seluruh dunia. Amerika turun 14 slot dan menepati peringkat 46 dari 180 negara, bersanding dengan Rumania dan Haiti.

Indeks ini disusun oleh Reporters Without Borders, kelompok advokasi media, menganalisis 180 negara terkait penanganan media, independensi media dan infrastruktur untuk menentukan wartawan bebas untuk melaporkan berita.

Lembaga itu mengatakan kebebasan pers berada di bawah serangan pemerintah di seluruh dunia. Otoritas negara semakin canggih dalam mengawasi media dan melacak para pembocor. "Jurnalis sedang terjebak dalam pengawasan ketat pemerintah. Dan ini terjadi di seluruh dunia," kata Geoffrey King, koordinator advokasi Internet untuk Komite Perlindungan Jurnalis, Rabu 12 Februari 2014.

Delphine Halgand, Direktur Reporters Without Borders AS, mengatakan selain kasus Snowden, ada dua kasus lagi yang memperparah kondisi. Vonis hukuman 35 tahun penjara bagi Bradley Manning yang membocorkan dokumen rahasia kepada WikiLeaks , dan penyelidikan dari The Associated Press dan organisasi media lainnya diduga menerima data bocor oleh Kementerian Kehakiman. "Saya berharap laporan ini akan menyerukan adanya perbaikan," kata Halgand.

Negara mana yang terbaik untuk kebebasan pers? Mereka adalah sebagian besar Eropa Barat dan Skandinavia. Finlandia mengambil posisi teratas pada peringkat untuk tahun ketiga berturut-turut, diikuti oleh langganan 10 besar, Belanda dan Norwegia.

Ketika negara Eropa berada di peringkat atas, posisi Inggris justru anjlok. Hal ini berkaitan dengan tindakan keras terhadap The Guardian yang memaparkan data dari Snowden. Saat itu, polisi Inggris juga meminta harddisk dokumen Snowden dihanguskan. Inggris turun empat peringkat menempati posisi 33.

Sementara itu, negara yang peringkatnya lebih buruk dari Amerika Serikat adalah hampir seluruh Asia, Timur Tengah, Afrika Utara dan Afrika Tengah. Negara yang paling mengkhawatirkan dalam kebebasan pers adalah Cina, Iran, Suriah, Turkmenistan, Korea Utara, dan Eritrea.

WASHINGTON TIMES | EKO ARI

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya