TEMPO.CO , London: Perdana Menteri Inggris David Cameron meminta warga Skotlandia untuk memilih tetap menjadi bagian dari keluarga Inggris Raya saat referendum September mendatang. "Ini sangat penting bagi Skotlandia untuk menyadari bahwa seluruh keluarga melihat ini sebagai keputusan keluarga yang sangat penting," kata Cameron di Olympic Park, London, Jumat 7 Februari 2014.
Pidato ini dirancang untuk membujuk warga Skotlandia yang masih belum memilih bahwa seluruh Inggris sangat ingin mereka untuk tetap di dalam negara persatuan ini, dan menganggap kontribusi mereka sebagai bagian integral dari "Label Inggris".
Partai Nasional Skotlandia menyebut pidato itu merupakan tanda bahwa Downing Street, sebutan untuk kantor Perdana Menteri Inggris, mulai panik dalam menghadapi jajak pendapat yang menunjukkan kenaikan secara perlahan terhadap dukungan bagi kemerdekaan Skotlandia.
Nicola Sturgeon, wakil menteri pertama Skotlandia, mengatakan, pidato itu tanda bahwa ada perdana menteri menyadari bahwa cara mereka mencoba untuk menakut-nakuti warga Skotlandia tak membuahkan hasil. Partai Nasional Skotlandia yakin bahwa era Cameron akan selesai jika warga Skotlandia memilih kata "ya" dalam referendum pemisahan diri itu.
Dalam sambutannya, Cameron mengatakan, semua orang di Inggris memiliki suara dalam referendum bersejarah tahun ini , dan mendesak orang-orang di seluruh negeri untuk "mengangkat telepon" ke teman-teman dan keluarga di Skotlandia untuk mendesak mereka memberikan suara menentang opsi lepas dari Inggris.
Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman
22 Juli 2017
Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman
Bocah perempuan berusia 5 tahun terisak di hadapan ayahnya, menceritakan dirinya didenda Rp 2,5 juta gara-gara berjualan minuman lemon di dekat rumahnya.