Seorang turis memotret rekannya di dekat Piramid Giza, di luar kota Kairo, Mesir (9/2). Pemerintah telah membuka kembali kompleks wisata tersebut, setelah sempat menutupnya akibat demo di Kairo. AP/Khalil Hamra
TEMPO.CO, Tripoli - Duta Besar Mesir dan stafnya telah meninggalkan Libya dengan alasan keamanan setelah terjadi penculikan terhadap lima rekan mereka. Fakta tersebut diungkapkan Kementerian Luar Negeri Libya, Ahad 26 Januari 2014.
"Duta besar dan lebih dari 50 staf dan diplomat Kedutaan Besar Mesir meninggalkan Tripoli pada Sabtu malam," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Libya, Sayid Lassoued. Evakuasi dilakukan dengan alasan keamanan.
Menteri Kehakiman Libya Salah al-Marghani secara implisit mengaitkan penculikan ini dengan penangkapan mantan komandan pemberontak Libya terkemuka yang bertempur pada 2011 untuk menjatuhkan Muammar Qadhafi, di Mesir, Jumat, 24 Januari 2014 .
Shaaban Hadeia, Kepala Pusat Operasi Thuwar (revolusioner) Libya, ditangkap di kota Mediterania, Alexandria. "Kami menunggu penjelasan dari saudara-saudara kita di Mesir atas tuduhan terhadap Shaaban Hadeia," kata Marghani, Sabtu malam, 25 Januari 2014. Ia mengutuk penculikan terhadap diplomat Mesir dan menyebutnya sebagai "tindakan kriminal".
Operations Room, organisasi asal pejuang pemberontak yang disewa pemerintah untuk mengamankan Tripoli, dituduh menculik Perdana Menteri Libya Ali Zeidan di Tripoli pada Oktober tahun lalu secara singkat.
Kelompok ini membantah tudingan terlibat dalam penculikan diplomat Mesir. Namun, pada Jumat, 24 Januari 2014, mereka telah memperingatkan soal respons yang datang bertubi-tubi jika Hadeia tidak dibebaskan.
Kementerian Luar Negeri Libya mengatakan saat ini sedang menjalin kontak dengan Kairo untuk meminta informasi ihwal Hadeia dan meminta agar ia segera dibebaskan.
Penculik menangkap atase budaya Mesir dan tiga staf kedutaan lainnya pada Sabtu, 25 Januari 2014, di Tripoli sehari setelah kelompok tak dikenal menangkap pejabat Mesir lainnya di ibu kota Libya ini.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty, telah membenarkan bahwa Hadeia memang ditahan di Mesir. "Kalau keterlibatan Hadeia (dalam sejumlah kasus) tidak ada, tentu saja kami akan membebaskannya," kata Abdelatty. Abdelatty mengatakan evakuasi staf kedutaannya di Tripoli merupakan "tindakan pencegahan sementara".