TEMPO.CO, Washongton – Gerah lantaran terus dituduh sebagai mata-mata Rusia oleh para pemimpin Komite Intelijen DPR dan Senat Amerika, Edward Snowden akhirnya dengan tegas membantah tuduhan itu dan menyebutnya “tidak masuk akal”.
Pernyataan ini ia sampaikan saat diwawancai oleh wartawan The New Yorker pada Selasa, 21 Januari 2014. Sebelumnya, Snowden dituduh sebagai mata-mata Rusia setelah membocorkan dokumen rahasia milik Badan Keamanan Nasional Amerika (NSA).
Senat dan DPR sepakat bahwa ada kekuatan asing (mungkin saja Rusia) yang "mengendalikan" Snowden. Pria 30 tahun itu dengan tegas menyatakan bahwa ia bertindak sendirian, tanpa desakan dan paksaan dari pihak mana pun.
Dalam sebuah acara NBC bertajuk Meet the Press beberapa waktu lalu, sejumlah pejabat AS seperti Ketua Dewan Intelijen AS Mike Roger, Senat Dianne Feinstein dari Partai Demokrat, dan Michael McCaul anggota Partai Republik, kompak menyatakan bahwa Edward Snowden mungkin telah mendapat bantuan dari Rusia ketika ia membocorkan dokumen NSA yang menghebohkan dunia.
Snowden dianggap sebagai "pion" Rusia. Rogers yakin, ada alasan di balik perlindungan agen Rusia di Moskow yang akhirnya diperoleh Snowden. “Saya tidak berpikir itu suatu kebetulan,” katanya.
ANINGTIAS JATMIKA | THE NEW YORKER
Berita Lainnya
Akun Instagram Ani Yudhoyono Terpopuler di Dunia
Tingkah Polah 3 Ibu Negara Dunia di Instagram
Marcos Lopes, Bintang Muda Manchester City
Perang Antikorupsi, Pengacara Cina Justru Dibui
Jokowi ke Tebet, Warga: Ingin Lihat Pak Jokowi
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya