Satu Demonstran Thailand Tewas

Reporter

Editor

Natalia Santi

Sabtu, 18 Januari 2014 14:01 WIB

Masa anti pemerintah menerikan slogan saat menutup sebuah persimpangan jalan utama di pusat kota Bangkok, Thailand (13/1). Aksi masa besar-besaran yang dimulai hari ini dikhawatirkan akan terus berlanjut dan membuat negara ini terseret dalam perang saudara. REUTERS/Athit Perawongmetha

TEMPO.CO, Bangkok – Seorang demonstran anti-pemerintah yang menderita luka kritis akibat serangan bom di Bangkok kemarin, meninggal dunia, Sabtu dini hari, 18 Januari 2014.


Prakong Chuhan, 46 tahun adalah salah satu dari 38 korban cedera saat sebuah bom yang diduga granat dilemparkan dari sebuah gedung tak terpakai di Jalan Bantha Thong, dekat Tesco Lotus, pusat kota Bangkok.


Prakong ikut dalam aksi yang dipimpin Sekjen Komite Reformasi Demokratik Rakyat Suthep Thaugsuban. Suthep yang hanya berada 100 meter dari lokasi ledakan berhasil selamat tanpa cedera.


Suthep menuduh serangan itu dilakukan oleh pemerintah sementara. Sebaliknya polisi mencurigai perubahan rute demo. Spekulasi bahwa pihak oposisi sendiri yang merancang serangan bersama militer beredar di media sosial. Namun Suthep membantah keras hal ini.


“Saya tidak akan membunuh pendukung saya sendiri,” kata Suthep seperti dikutip Bangkok Post, Sabtu.


Advertising
Advertising

Yingluck juga membantah pemerintah mendalangi serangan.


“Saya tidak mendukung kekerasan dalam bentuk apapun dan akan mengadili siapapun pelakunya,” kata Yingluck seperti dikutip Bangkok Post.


Demonstran menuntut Perdana Menteri sementara Thailand Yingluck Shinawatra mundur dan membentuk dewan rakyat, sambil mengamendemen undang-undang pemilihan umum. Demonstran juga menuntut agar pemilu yang rencananya akan digelar 2 Februari mendatang dibatalkan.


Yingluck yang dituding menjadi boneka sang kakak, mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra yang dikudeta militer September 2006. Yingluck menjadi perdana menteri setelah memenangkan pemilu Thailand 2011 dengan dukungan kalangan miskin pedesaan yang merasakan keuntungan kebijakan pemerintahan Thaksin. Kini dia menjadi perdana menteri sementara setelah parlemen dibubarkan Desember 2013 lalu.


THE NATION | NATALIA SANTI


Berita Lain:
Ani Yudhoyono: Ini Tustel Pribadi, Paham?
Adnan Buyung Tantang KPK Bawa Anas ke Pengadilan
Jokowi Dapat Teguran Gamawan
Elektabilitas Turun, Jokowi Masih Unggul Jauh
Unair: Terlalu Dini untuk Minta Maaf Soal Anas

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya