Pemerintah Jamin Pelumpuhan Bangkok Tidak Lama

Reporter

Jumat, 10 Januari 2014 20:08 WIB

Polisi anti huru-hara berjaga-jaga selama bentrokan dengan pengunjuk rasa anti-pemerintah di stadion pemuda Thailand-Jepang di pusat Bangkok (26/12). Demonstran mencoba mengganggu perencanaan untuk pemilihan Februari. REUTERS/Chaiwat Subprasom

TEMPO.CO, Bangkok - Pemerintah Thailand meminta semua pihak tidak membesar-besarkan aksi pelumpuhan kota Bangkok. Senin mendatang, Gerakan anti-pemerintah yang dipimpin Suthep Thaugsuban, bekas politikus oposisi akan menutup seluruh akses masuk ke Bangkok selama 15 hari. Tujuan utama, menggulingkan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra.

Menteri Luar Negeri Surapong Tovichakchaikul mengatakan pandangan masyarakat terlalu berlebihan. Dia mencontohkan peringatan kedutaan AS yang menyarankan warganya menyediakan pasokan makanan dan air selama dua pekan. AS mengkhawatirkan protes itu akan berkepanjangan.

"Mungkin mereka terlalu khawatir. Saya menjamin warga akan menjalani hidup normal. Kami akan mencoba untuk mengendalikan situasi," katanya Jumat 10 Januari 2014.

Kekacauan ini adalah kelanjutan konflik delapan tahun yang lubang Bangkok kelas menengah dan sebagian besar miskin, pendukung pedesaan Yingluck dan kakaknya, mantan PM Thaksin Shinawatra.

Para pengunjuk rasa ingin membenahi demokrasi yang disebut rapuh, tidak stabil dan rawan korupsi maupun nepotisme oleh Thaksin. Mereka ingin membasmi pengaruh politik keluarganya dengan mengubah pengaturan pemilu dengan cara-cara yang melanggar demokrasi.

Thaksin digulingkan oleh militer pada tahun 2006 dan dijatuhi hukuman penjara in absentia karena melanggar kekuasaan pada tahun 2008 namun ia masih tampak besar atas politik Thailand, ini merupakan penyokong adiknya dari pengasingannya di Dubai.

Polisi mengatakan mereka akan mengerahkan lebih dari 14 ribu tentara dan polisi pada hari Senin, termasuk polisi di titik-titik vital untuk menjaga ketertiban di jalan-jalan.

Rumor kudeta mencuat. Tentara telah melakukan 18 kali kudeta dalam 81 tahun demokrasi. Namun, Kepala Angkatan Darat Prayuth Chan-ocha secara terbuka menolak untuk berpihak.


REUTERS | EKO ARI


Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya