Panglima Militer Thailand Minta Semua Pihak Tenang

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Sabtu, 28 Desember 2013 09:20 WIB

Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra berbicara kepada sejumlah wartawan media asing di Gedung Pemerintaha, Bangkok, (7/12). Beberapa waktu yang lalu terjadi demonstrasi yang menuntut Yinluck mundur dari jabatannya. REUTERS/Dylan Martinez

TEMPO.CO, Bangkok - Panglima militer Thailand pada hari Jumat menyerukan semua pihak untuk tenang. Ia mengisyaratkan tak mengesampingkan kemungkinan kudeta militer selama konflik yang mengancam kedaulatan negara itu.

Jenderal Prayuth Chan-ocha membuat komentar satu hari setelah pengunjuk rasa mencoba untuk menghentikan pemilu Februari 2014. Demonstran bentrok dengan polisi dalam insiden ini, menewaskan dua orang dan melukai lebih dari 140 orang.

Krisis ini membuat Thailand didera oleh ketegangan politik di mana demonstran berusaha untuk menggulingkan pemerintah Perdana Menteri Yingluck Shinawatra yang terpilih secara demokratis. Militer selalu sukses mengambil alih kekuasaan dalam sejarah negara itu, yang terakhir melawan saudara Yingluck, Thaksin Shinawatra pada tahun 2006.

Ditanya apakah pengambilalihan militer itu mungkin dilakukan, Prayuth hanya mengatakan, "Pintu itu tidak terbuka atau tertutup, akan ditentukan oleh situasi."

Para pengunjuk rasa telah melobi tentara untuk campur tangan dalam krisis. Pemimpin demonstran, Suthep Thaugsuban, juga telah meminta militer untuk berpihak. Akhir bulan lalu, mereka menyampaikan surat yang meminta militer untuk mendukung kampanye mereka . Prayuth menanggapi dengan menegaskan bahwa tentara tidak akan berpihak.

Pada hari Jumat, ia menegaskan kembali sikap itu, dengan mengatakan, "Tolong jangan membawa tentara ke pusat konflik ini."

Krisis memburuk Kamis setelah pengunjuk rasa mencoba menyerbu sebuah stadion olahraga di Bangkok di mana kandidat peserta pemilu berkumpul. Demonstran bertopeng menembakkan batu dengan ketapel ketika mereka mencoba untuk masuk ke gedung untuk menghentikan proses, sementara polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet.

Dua orang, termasuk seorang polisi, tewas tertembak. Empat anggota komisi pemilu meninggalkan stadion dengan helikopter untuk menghindari kekerasan.

Insiden ini membuat Komisi Pemilihan Umum Thailand menyerukan Pemilu 2 Februari ditunda. Wakil Perdana Menteri Surapong Tovichakchaikul mengatakan Jumat bahwa ia akan meminta militer untuk turut mengamankan pemilu.

AP | TRIP B

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya