TEMPO.CO, Bentiu - Bekas Wakil Presiden Sudan Selatan, Riek Machar, mengatakan kepada Al Jazeera, Ahad, 22 Desember 2013, dia ingin menjadi pemimpin masa depan menyusul pemerintah telah kehilangan ibu kota persatuan, Bentiu.
Pernyataan Machar disampaikan pada Ahad, 22 Desember 2013, di tengah kecamuk perang di negara paling muda di dunia yang telah berlangsung kurang lebih satu pekan setelah Presiden Salva Kiir menuduh Machar melakukan kudeta. Namun demikian, tuduhan itu dibantah Mahar seraya menuduh Kiir berusaha melenyapkannya.
Berbicara kepada Al Jazeera pada Ahad, 22 Desember 2013, Machar mengatakan dia ingin menjadi pemimpin masa depan di negara tersebut (Sudan Selatan). Oleh sebab itu, dia akan mengikuti pemilu pada 2015 mendatang. "Kiir (Presiden Salva Kiir) harus turun," ujarnya.
Dia menerangkan, pasukannya kini telah menguasai Bentiu, ibu kota persatuan negara yang sekaligus dijadikan menjadi pusat sebuah pemerintahan militer.
Juru bicara militer Sudan Selatan, Kolopnel Philip Aguer, membenarkan bahwa Bentiu telah jatuh ke tangan pasukan komando loyalis Machar. "Bentiu telah dikuasai oleh pasukan komando yang menyatakan loyal terhadap Machar," katanya. "Bentiu tidak di tangan kami lagi."
Pertempuran di Sudah Selatan yang telah berlangsung selama kurang lebih satu minggu menyebabkan ratusan orang tewas dan puluhan ribu orang lainnya mengungsi untuk berlindung di kompleks PBB atau mencari daerah yang lebih aman.
Sudan Selatan menyatakan kemedekaannya dari Sudan pada 2011. Akan tetapi, negeri belia ini terus-menerus dibelit oleh masalah konflik etnis, korupsi, dan kemiskinan.
Utusan khusus dari Amerika Serikat dan Nigeria terbang ke ibu kota Juba pada Ahad, 22 Desember 2013 menyusul utusan dari menteri-menteri luar negeri Afrika Timur dan permintaan Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon agar konflik mematikan di Sudan Selatan segera diakhiri.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Terpopuler
Dalih Bupati Ngada Tutup Bandara:Saya Dipermainkan
Atut Wajib Nyapu dan Ngepel di Pondok Bambu
PGI Nilai Yudhoyono Melanggar Konstitusi
Soal Wagub DKI, Tri Risma: Mendampingi Siapa?
Tanpa Jokowi, Ical Kalahkan Prabowo
Berita terkait
Putus Hubungan dengan Qatar, Kepentingan Yaman Diwakili Sudan
21 Juni 2017
Sudan sepakat menerima permintaah Yaman.
Baca SelengkapnyaAmnesty: Sudan Selatan Bakar 2.000 Rumah Penduduk
1 April 2017
PBB mengkategorikan pembakaran rumah penduduk sebagai genosida.
Baca SelengkapnyaTNI Gelar Festival Layang-layang di Sudan
27 Februari 2017
Festival tersebut bertujuan menghibur para pelaksana misi perdamaian di Sudan di sela kegiatan rutin.
Baca SelengkapnyaPenyelundupan Senjata di Sudan, Polisi RI Bakal Dipulangkan
21 Februari 2017
Wakil Menlu Abdurrahman Fachir memastikan polisi RI yang dituduh menyelundupkan senjata di Sudan akan dipulangkan.
Baca SelengkapnyaPerampokan Sapi, Ribuan Orang Tewas di Sudan Selatan
5 Februari 2017
Kekerasan melanda desa-desa, perempuan diculik dan dibunuh.
Baca SelengkapnyaKeamanan Terkendali, Sudah Selatan Tolak Pasukan PBB
13 Januari 2017
Menurut Menteri Pertahanan Kuol Manyang Juuk, Sudan Selatan memang sudah tak perlu lagi pasukan PBB untuk melindungi pasukan regi
Baca SelengkapnyaTanpa Dakwaan, Sudan Bebaskan 6 Mahasiswa
21 Juni 2016
Para mahasiswa itu dicokok saat berlangsung kerusuhan di Univeritas Khartum yang melibatkan mahasiswa dan pasukan keamanan.
Baca SelengkapnyaPBB: Perempuan Dijadikan Upah Seks Milisi di Sudan
12 Maret 2016
Pemerintah Sudan Selatan menolak militernya menjadikan warga sipil sasaran serangan, namun berjanji akan melakukan invstigasi.
Kecelakaan Pesawat, Bayi Ini Satu-satunya Korban Selamat
7 November 2015
Bayi perempuan itu ditemukan ketika pasukan keamanan dan wartawan tengah berusaha mencari kotak hitam
Baca SelengkapnyaKecelakaan Pesawat di Sudan Selatan, 41 Tewas
4 November 2015
Cuaca buruk menyulitkan petugas mencari korban lainnya.