Pemerintah Malaysia Pertimbangkan Tunda Deportasi TKI

Reporter

Editor

Rabu, 29 Desember 2004 14:58 WIB

TEMPO Interaktif, Kuala Lumpur: Malaysia tengah mempertimbangkan menghentikan deportasi massal terhadap Tenaga Kerja Indonesia ilegal. Hal ini terutama karena desakan organisasi-organisasi hak asasi manusia yang mengingatkan, deportasi ini akan memperburuk keadaan di Indonesia yang tertimpa tragedi kemanusiaan akibat bencana tsunami. "Kami belum dapat membuat keputusan apapun setlah bencana gempa bumi dan tsunami yang menghantam Indonesia," ujar Deputi Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Rabu (29/12) kepada wartawan. Pihaknya sendiri masih menunggu permintaan penghentian deportasi dari pemerintah Indonesia. Najib mengatakan pihaknya bersedia mempertimbangkan permintaan Indonesia untuk menunda deportasi massal terhadap buruh migran ilegal. Deportasi itu merupakan bagian dari program amnesti pemerintah Malaysia yang semula berakhir pada 31 Desember 2004. Direktur Penegakan Hukum Imigrasi Malysia Ishak Muhammad kepada The Star mengungkapkan sejauh ini belum ada perintah dari pemerintah pusat (Malaysia) untuk menghentikan deportasi. "Namun saya menerima banyak SMS dari beberapa ornop meminta penundaan deportasi. Hal ini merupakan kebijakan pemerintah pusat," katanya.Sebanyak 220 ribu dari sekitar sejuta imigran ilegal, kata Ishak, telah meninggalkan Malysia pada masa amnesti sebelum 31 Desember. Jumlah ini menurutnya lebih tinggi dari antisipasi pihak Imigrasi Malysia. Di antara yang meninggalkan Malaysia, 190 ribu merupakan warga Indonesia, diikuti India, Filipina dan Bangladesh. Namun Ishak menambahkan sebagian besar imigran ilegal dari Indonesia berasal dari Jawa dan bukan dari Aceh.Ornop HAM, Senin lalu meminta pemerintah Malysia menunda deportasi imigran ilegal untuk mengurangi beban kemanusiaan yang harus ditanggung bangsa Indonesia setelah bencana tsunami, Minggu pagi lalu. "Mendeportasi imigran dalam situasi saat ini akan memperburuk tragedi kemanusiaan yang sudah ada," ujar sekjen National Human Rights Group Elizabeth Wong, Senin lalu. Direktur Perlindungan WNI Departemen Luar Negeri Ferry Adamhar yang dihubungi Tempo per telepon mengatakan pihaknya menyambut baik tawaran pemerintah Malaysia tersebut. "Kita sangat gembira dengan ungkapan empati dari pemerintah Malaysia tersebut," ujarnya. Yang penting lanjut Ferry, adalah rasa kebersamaan yang ditunjukkan pemerintah Malaysia dengan adanya tragedi kemanusiaan ini. Mengenai masalah teknis pengajuan permintaan penundaan itu tambahnya tidak terlalu sulit dan akan segera dilakukan, mengingat tinggal tersisa dua hari menjelang tenggat deportasi.AFP/Sita Planasari

Berita terkait

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

1 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

3 hari lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

3 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

4 hari lalu

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

Badan Geologi menaikkan status Gunung Ruang menjadi Awas dan memperingatkan potensi lontaran batuan pijar dan tsunami.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

4 hari lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

4 hari lalu

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

Dengan naiknya status aktivitas Gunung Ruang tersebut, daerah bahaya kembali diperlebar menjadi radius 6 kilometer. Termasuk waspada potensi tsunami

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

6 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

6 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

6 hari lalu

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran membantah banyak wisatawan pulang mendadak dan sebabkan kemacetan pasca-guncangan gempa pada dinihari tadi.

Baca Selengkapnya

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

6 hari lalu

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

Warga Depok merasakan guncangan gempa 6,5 magnitudo yang terjadi pada Sabtu malam. Titik gempa di laut selatan Jawa Barat.

Baca Selengkapnya