Pejabat NSA Pertimbangkan Amnesti untuk Snowden

Reporter

Editor

Abdul Manan

Senin, 16 Desember 2013 20:00 WIB

Edward Snowden dalam pertemuan tertutup di bandara Moskow, Rusai (12/7). Ia menjanjikan akan memberi informasi rahasia Amerika jika Rusia bersedia memberikan suaka sementara untuknya. (AP Photo/Human Rights Watch, Tanya Lokshina)

TEMPO.CO, London - Pejabat badan intelijen Amerika Serikat, National Security Agency (NSA), mempertimbangkan pemberian amnesti kepada eks analisnya, Edward Snowden, yang membocorkan dokumen rahasia organisasi mata-mata ini. Sebagai balasannya, Snowden harus pulang ke Amerika Serikat dan mengembalikan dokumen yang diambilnya dari NSA.

Ide amnesti ini menjadi kontroversi di dalam NSA. Petinggi NSA dan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyatakan tak mendukung ide tersebut.

Pejabat NSA yang bertugas menilai kerusakan yang disebabkan oleh pembocoran dokumen oleh Snowden, Richard Ledgett, mengatakan kepada CBS News bahwa amnesti masih tetap jadi ide kontroversial di badan intelijen AS. "Pandangan pribadi saya adalah, ya, cukup layak untuk mendiskusikan soal itu," kata Ledgett dalam sebuah wawancara untuk siaran 60 Minutes di CBS, Ahad, 5 Desember 2013.

Snowden saat ini di Moskow setelah mendapat suaka sementara selama setahun dari Rusia. Pada bulan Juni, Departemen Kehakiman Amerika Serikat mengajukan gugatan pidana terhadap mantan kontraktor berusia 30 tahun itu dengan pasal pencurian aset pemerintah, melakukan komunikasi yang tidak sah ihwal informasi keamanan nasional, dan "mengkomunikasikan informasi intelijen yang dirahasiakan dengan orang yang tidak berhak".

Direktur NSA, Jenderal Keith Alexander, mengatakan kepada CBS bahwa pemberian amnesti terhadap Snowden akan seperti memberi penghargaan kepada pembocor dan itu berpotensi menjadi insentif bagi yang lain untuk melakukan hal serupa di masa mendatang. Alexander akan pensiun pada musim semi bersama wakilnya dari sipil, John C. Inglis. Ledgett dikabarkan menjadi kandidat utama untuk menggantikan Inglis.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Marie Harf mengatakan, apa yang dikatakan Ledgett adalah "pandangan pribadi". "Posisi kami belum berubah," kata Harf, Ahad, 15 Desember 2013. "Snowden menghadapi tuduhan sangat serius dan harus kembali ke Amerika Serikat untuk menghadapi dakwaan itu."

Pendahulu Alexander di NSA, Jenderal Michael Hayden, juga menolak ide amnesti bagi Snowden. "Saya tidak akan melakukannya. Itu hanya akan memotivasi aksi serupa Snowden-Snowden lainnya di masa mendatang," ujar Hayden.

Tapi Hayden juga mengatakan bahwa aksi Snowden itu telah memicu perdebatan penting di AS tentang perlunya mencari keseimbangan yang tepat antara masalah kebebasan dan keamanan.

Snowden mengatakan kepada The New York Times pada bulan Oktober bahwa ia melepaskan diri dari dokumen yang diambilnya dari NSA sebelum meninggalkan Hong Kong menuju Rusia. Itu sebagai langkah preventif untuk menjaga agar dokumen-dokumen itu tak jatuh ke tangan intelijen Rusia.

NSA tidak percaya bahwa dokumen Snowden ini lolos dari jangkauan intelijen Rusia dan Cina, kata pejabat senior AS kepada The New York Times, Sabtu 14 Desember 2013. Kata pejabat itu, pemerintah mungkin tidak pernah tahu berapa banyak dokumen yang diambil Snowden dari NSA.

The Guardian terus mempublikasikan cerita soal pengawasan yang dilakukan NSA dan badan intelijen lainnya menurut informasi dari Snowden. Berita serupa juga dimuat oleh media AS, Washington Post dan organisasi berita lainnya di seluruh dunia, dengan dibantu oleh mantan wartawan The Guardian Glenn Greenwald dan pembuat film dokumenter Laura Poitras. Dua wartawan itu mempertahankan kepemilikannya atas "harta karun data" dokumen dari Snowden.

Ledgett mengatakan kepada Reuters bahwa NSA khawatir sebagian besar dokumen NSA yang diambil oleh Snowden belum dipublikasikan oleh media. Saat didengar keterangannya oleh parlemen Inggris, The Guardian mengatakan, media ini baru menerbitkan 1 persen dari dokumen bocoran Snowden.

Apakah Snowden kembali ke AS atau tidak, pemerintahan Barack Obama terus bergulat dengan kemungkinan adanya pembocoran serupa di masa depan. Ledgett dan pejabat NSA lainnya mengatakan bahwa badan tersebut melembagakan inisiatif teknis baru untuk mencegah "aksi Snowden-Snowden baru" dengan meningkatkan pengamanan data internal.

Direktur NSA Keith Alexander, dalam kesaksiannya kepada Kongres AS, Rabu, 11 Desember 2013, menuturkan bahwa badan ini akan segera memberi rincian kepada Kongres soal langkah-langkah internal yang akan dilakukan, termasuk di antaranya adalah "kompartementalisasi dan mengenkripsi data" agar tak terjadi kebocoran data serupa.

Para pejabat NSA mengakui, saat kebocoran Snowden terjadi, mereka memang belum sepenuhnya menerapkan pengamanan data seperti yang dijanjikan kepada pemerintah setelah terjadinya kebocoran catatan perang dan kabel diplomatik oleh tentara swasta Chelsea Manning pada 2010 lalu kepada Wikileaks.

Guardian | Abdul Manan

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya