Sejumlah warga menyambut kedatangan Paus Fransiskus saat akan memimpin misa di lapangan St. Peter, Vatican (30/10). (AP Photo/Alessandra Tarantino)
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Eksekutif Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Edy Purwanto mengatakan Paus Fransiskus mengapresiasi kemajemukan umat beragama di Indonesia. Hal itu diungkapkan Paus Fransiskus dalam pertemuan dengan perwakilan uskup Indonesia di Vatikan, November lalu.
"Dalam kemajemukan ini, gereja bukan menjadi korban," kata Edy ketika dihubungi, Rabu malam, 11 Desember 2013. Sebaliknya, dia melanjutkan, banyak pastor Indonesia terinspirasi oleh cara pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma itu merangkul umat Katolik, yaitu dengan menghidupkan nilai spiritual dan cinta umat terhadap agamanya. "Pastor-pastor Indonesia ingin mempraktekkan apa yang mereka lihat dan pelajari dari beliau."
Menurut Edy, kepedulian Paus Fransiskus terhadap masalah sosial dan kemanusian, juga menjadi panutan, sehingga ibadah tidak berhenti pada tahap spiritual dan ritual saja. "Ibadah merupakan sebuah ungkapan iman untuk diwujudkan secara nyata dalam masyarakat," katanya.
Edy mengatakan umat Katolik Indonesia menginginkan kedatangan Paus Fransiskus, namun KWI belum pernah mengirimkan undangan ke Vatikan. "Seharusnya pemerintah ada niat untuk mengundang," kata dia. KWI pernah mengundang pemimpin terdahulu, Paus Benediktus XVI, namun ditolak Vatikan karena Indonesia belum jadi prioritas.
Sebelumnya, Paus Fransiskus terpilih menjadi "Person of the Year 2013" versi Time. Majalah terbitan Amerika Serikat itu memilih pria 76 tahun asal Argentina itu karena dia dinilai mengubah persepsi gereja dengan cara yang tidak biasa dan dalam waktu singkat. Paus Fransiskus terpilih menjadi paus pada 13 Maret 2013.
Pasar Periklanan Melemah, Vice Media Terancam Bangkrut?
3 Mei 2023
Pasar Periklanan Melemah, Vice Media Terancam Bangkrut?
Perusahaan yang menaungi berbagai media populer seperti Vice dan Motherboard itu menyatakan salah satu penyebab perusahaan terancam bangkrut adalah kondisi pasar periklanan yang kian lemah.