TEMPO.CO, Bagdad - Gelombang ledakan bom menghantam di dalam dan di luar Bagdad, ibu kota Irak, Ahad, 8 Desember 2013, menewaskan sedikitnya 35 orang. Aksi mematikan ini menandai kian meningkatnya kekerasan di Irak.

Ledakan, termasuk tujuh bom mobil, yang berlangsung sepanjang bulan November 2013, memaksa otoritas setempat meminta bantuan internasional beberapa bulan sebelum negeri ini menggelar pemilihan umum empat tahunan.

Setidaknya 13 bom meledak pada Ahad, 8 Desember 2013, pertengahan malam waktu setempat atau pada pukul 09.00 GMT di berbagai wilayah di Provinsi Bagdad. Akibat ledakan tersebut, menurut petugas keamanan dan medis, sedikitnya 35 orang tewas dan melukai lebih dari 110 orang.

Kekerasan paling mematikan berlangsung di sekitar Al-Amil dan Bayaa di sebelah selatan Bagdad yang menewaskan lima orang. "Tiga orang tewas dan 10 orang lainnya luka-luka akibat ledakan bom di Bagdad," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Saad Maan.

Jumlah korban meninggal yang diumumkan secara resmi oleh pemerintah jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan pengumuman sumber lain. Oleh karenanya Kementerian Dalam Negeri mengritik tajam keterangan yang dilansir oleh media karena jumlahnya lebih tinggi dibandingkan pengumuman pemerintah.

Selain di dalam kota Bagdad, ledakan bom mematikan juga berlangsung di luar ibu kota. Ledakan bom mobil di dekat Baquba, Bagdad utara, menewaskan satu orang dan melukai empat lainnya. Sedangkan bom jalan raya di sebalah utara Kota Mosul melukai lima orang.

Petugas keamanan dalam keterangannya kepada media mengatakan, bom jalan raya di Provinsi Basra, sengaja ditujukan terhadap iring-iringan pengamanan perusahaan swasta namun ledakan ini tak menimbulkan korban jiwa.

Ledakan bom pada Ahad malam, 8 Desember 2013, waktu setempat, berlangsung sehari setelah serangan di berbagai wilayah di Irak yang menewaskan 16 orang, sembilan di antaranya akibat ditembak di toko alkohol di Bagdad.

AL AKHBAR | CHOIRUL