Empat Universitas Siap Lengserkan Yingluck  

Reporter

Minggu, 8 Desember 2013 16:15 WIB

Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra berbicara kepada sejumlah wartawan media asing di Gedung Pemerintaha, Bangkok, (7/12). Beberapa waktu yang lalu terjadi demonstrasi yang menuntut Yinluck mundur dari jabatannya. REUTERS/Dylan Martinez

TEMPO.CO, Bangkok - Pengunjuk rasa anti-pemerintah menggunakan media sosial, terutama Facebook dan Twitter, untuk menggalang dukungan agar warga Thailand terlibat dalam aksi besar-besaran yang disebut D-day pada Senin, 9 Desember 2013. Mereka berencana menjatuhkan pemerintahan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra dan membubarkan parlemen. "Kami minta kepada semua rakyat Thailand untuk melancarkan "perang" habis-habisan melawan rezim Thaksin," kata Suthep Thaugsuban, pemimpin demonstran anti-pemerintah, Ahad, 8 Desember 2013.

Mereka menyebar gambar poster berisi rencana aksi mereka. Sejumlah organisasi mendukung gerakan itu seperti Chulalongkorn University, sekelompok pekerja IT yang berbasis di Thailand, ekspatriat, dosen, organisasi non-pemerintah, dan sosialita .

Sementara itu, Charnvit Tiamboonprasert, seorang profesor dan pemimpin kelompok Cinta Thailand di Srinakarinwirot University, mengatakan bahwa mahasiswanya akan bergabung dengan protes besok pagi. Ia mengatakan, kelompok itu akan berkumpul pada pukul 9.00 waktu setempat dan kemudian menuju arah Government House untuk menyampaikan permintaan mereka terhadap pemerintah.

Charnvit mengatakan gerakan itu bertujuan meminta perdana menteri mundur dan DPR dibubarkan. Nantinya, dewan rakyat yang telah dibentuk oposisi pada pekan lalu akan menjalankan pemerintahan. Namun, permintaan ini ditolak Yingluck. Dalam pernyataannya, Yingluck siap mundur jika memang rakyat menghendaki. Aspirasi itu diwujudkan dalam referendum.

Di Facebook, banyak alumni dan mahasiswa sibuk membagikan foto dan informasi tentang protes besok pagi. Beberapa di antaranya, seperti dari King Mongkut University of Technology di Thonburi, bahkan meminta demonstran untuk mengenakan baju almamater universitas. "Ini adalah kesempatan terakhir. Jika gagal maka kita akan kalah," ujarnya.

Pirom Kamolratanakul, Rektor Chulalongkorn University, mengatakan aksi itu adalah hak politik mahasiswa untuk mengekspresikan diri, dan administrator tidak akan ikut campur dalam kegiatan mereka. "Yang bisa kita kaji adalah berapa kelas yang nantinya ditunda," katanya.

THE NATION | EKO ARI

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya