Bangkok Diserbu Demonstran, Tiga Orang Tewas

Reporter

Senin, 2 Desember 2013 15:48 WIB

Pwngunjukrasa anti pemerintah menggembok pintu masuk Departemen Investigasi Khusus dalam aksi protes di Bangkok, Thailand, Sabtu (30/11). AP/Wason Wanichakorn

TEMPO.CO, Bangkok - Bentrok pecah di Ibu Kota Thailand, Bangkok, Senin, 2 Desember 2013, melibatkan pasukan keamanan dengan demonstran yang menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Yingluck Shinawatra. Kerusuhan ini menyebabkan setidaknya tiga orang tewas dan 103 lainnya cedera.

Pasukan keamanan terpaksa menggunakan gas air mata untuk menghadapi pengunjuk rasa yang mulai kalap, sekaligus demi mengamankan kantor-kantor pemerintah yang menjadi sasaran ribuan demonstran.

Kantor berita AFP dalam laporannya dari tempat kejadian, Senin, 2 Desember 2013, menyebutkan para pengunjuk rasa menggunakan tongkat kayu dan benda-benda keras lainnya untuk menyerang petugas yang sedang menjaga dan mengamankan kantor pemerintahan.

Pada Ahad, 1 Desember 2013, demonstran mendeklarasikan "Hari Kemenangan" guna menjatuhkan pemerintahan, namun usaha tersebut gagal, dan Perdana Menteri tetap berkuasa di kantornya.

Huru-hara di Thailand yang kian memanas membuat PBB menutup kantor utamanya di Bangkok, puluhan sekolah kosong tanpa murid, para karyawan sipil juga tidak berangkat kerja, menyusul kerusuhan melanda Ibu Kota dalam beberapa pekan ini.

Dalam sebuah pernyataan melalui surat elektronik kepada seluruh staf PBB di Bangkok, Departemen Keamanan PBB mengatakan, "Kekerasan pada Senin, 2 Desember 2013, bisa berskala besar, seluruh staf diminta menghindari kantor-kantor pemerintahan dan lokasi unjuk rasa."

Menanggapi kerusuhan yang kian meluas, pemimpin oposisi Suthep Tahungsuban, Ahad, 1 Desember 2013, mengatakan bahwa dia telah bertemu dengan Yingluck Shinawatra. Namun, pada pertemuan tersebut, tak dibahas mengenai cara mengakhiri krisis politik.

Dia menerangkan kepada Perdana Menteri bahwa oposisi akan menerima pengunduran dirinya dan menunjuk Dewan guna mengambil alih pemerintahan.

Sementara itu, polisi menerangkan bahwa unjuk rasa di berbagai sudut kota itu diikuti sekitar 70 ribu orang. Mereka bergabung bersama kelompok oposisi dalam demonstrasi pada Ahad, 1 Desember 2013. Dalam unjuk rasa tersebut, tulis AFP, sedikitnya tiga orang tewas dan 103 lainnya cedera.

Unjuk rasa besar-besaran di Thailand ini dipicu oleh pembahasan Rancangan Undang-Undang mengenai amnesti terhadap bekas Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra, untuk kembali ke negaranya setelah melarikan diri sejak tujuh tahun silam.

AL JAZEERA | CHOIRUL

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya