Dubes Thailand: Aksi Demo Tak Ganggu Rutinitas

Reporter

Editor

Natalia Santi

Selasa, 26 November 2013 13:19 WIB

Pengunjuk rasa anti Pemerintah berkonfrontasi dengan polisi anti huru-hara dalam sebuah aksi protes di Bangkok, Thailand, Senin (25/11). AP/Wason Wanichakorn

TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Kerajaan Thailand untuk Indonesia, Paskorn Siriyaphan, mengatakan aksi demonstrasi di negaranya hanya terjadi dalam wilayah yang terbatas dan tidak mengganggu kehidupan sehari-hari masyarakat.


“Ada beberapa protes di jalan, tetapi terbatas di wilayah tertentu di Bangkok dan tidak mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat, perbankan, dunia usaha, dan pariwisata,” kata Dubes Siriyaphan saat dihubungi Tempo via telepon, Selasa, 26 November 2013.


“Kami menjamin tidak akan ada masalah,” kata dia.


Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra memberlakukan Undang-Undang Situasi Darurat (Internal Security Act) di seluruh Bangkok dan sekitarnya, setelah puluhan ribu demonstran, yang menginginkan dirinya mundur, menduduki sebagian kantor Kementerian Keuangan dan Luar Negeri, kemarin.


Wilayah tersebut antara lain Bangkok, Nonthaburi, sebagian wilayah Samutprakan (wilayah bandara), dan sebagian wilayah Pathum Thani.


Advertising
Advertising

Undang-undang tersebut telah berlaku di tiga distrik yang dianggap rawan di Bangkok sejak bulan Agustus lalu. Undang-undang itu memungkinkan pejabat untuk menutup jalan, mengambil tindakan terhadap ancaman keamanan, memberlakukan jam malam, serta melarang penggunaan alat-alat elektronik di wilayah yang termaksud. Hanya aksi demonstrasi damai yang masih diperbolehkan.


Dubes Siriyaphan menegaskan, pemerintah Thailand berusaha semaksimal mungkin mengembalikan ketenangan dan ketertiban di Bangkok dan sekitarnya.


“Pemerintah juga menahan diri untuk tidak menggunakan kekerasan. Aksi protes ini berlangsung damai,” kata dia.


Siriyaphan juga menjamin perlindungan bagi para wartawan asing yang meliput aksi tersebut di Thailand.


Pada Minggu dan Senin, Kota Bangkok nyaris lumpuh akibat aksi puluhan ribu demonstran antipemerintah. Kepala Dewan Keamanan Nasional Thailand Paradorn Pattanathabutr memperkirakan jumlah demonstran pada Minggu mencapai 180 ribu orang, dan sekitar 30 ribu pada Senin.


Para demonstran menduduki Kementerian Keuangan dan Kementerian Luar Negeri. Hari ini dikabarkan mereka juga berhasil menguasai dua departemen lainnya, yakni Departemen Hubungan Masyarakat dan Biro Anggaran.


Aksi demo yang dimulai sejak bulan lalu ini dipicu oleh rancangan undang-undang amnesti yang diajukan pemerintah. RUU tersebut memungkinkan Kakak Yingluck, mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, kembali ke Thailand tanpa terancam hukuman penjara lantaran kasus korupsi pada 2008.


REUTERS | THE NATION | NATALIA SANTI











Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya