Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. REUTERS/Amir Cohen
TEMPO.CO, Jerusalem – Tercapainya kesepakatan mengenai nuklir Iran dengan negara Barat, seperti Amerika, Inggris, Cina, Prancis, Rusia, dan Jerman disambut skeptis oleh Israel. Negara seteru Iran ini menilai kesepakatan itu hanya akan memperlambat program nuklir.
“Apa yang dicapai tadi malam di Jenewa bukanlah ’perjanjian bersejarah’, melainkan ‘kesalahan bersejarah,’” kata Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, kepada kabinetnya, seperti dilansir laman USA Today.
Kesepakatan yang dicapai Iran dalam perundingan selama empat hari menyatakan bahwa Iran setuju untuk menangguhkan peningkatan pengayaan uraniumnya selama enam bulan. Namun, Israel menilai hal ini justru bisa lebih berbahaya.
Waktu enam bulan bisa dimanfaatkan Iran untuk membuat langkah signifikan dalam pembuatan bom nuklir yang selama ini dikhawatirkan negara-negara Barat. Kelonggaran dari kesepakatan ini bisa membuat Iran justru menjaga bagian penting dari program nuklirnya dengan memperkaya uranium.
Sependapat dengan Israel, Josh Hasten, seorang pembawa acara radio politik, juga menyatakan hal serupa. “Pemimpin Iran akan tersenyum pagi ini tanpa keraguan. Mereka seakan diberi lampu hijau oleh masyarakat dunia untuk membangun senjata nuklir,” ujar Hasten.
Dia menggambarkan, kesepakatan ini bisa membuat seluruh dunia dan bukan hanya Israel berisiko terkena nuklir Iran. “Ini langkah besar, tapi ke arah yang salah,” tuturnya.