Warga korban topan Haiyan beristirahat di dalam Gereja Katolik yang rusak di pusat kota Tacloban, Filipina (14/10). Presiden Filipina Benigno Aquino di bawah tekanan pada hari Kamis untuk mempercepat distribusi makanan, air dan obat-obatan kepada korban. REUTERS/Bobby Yip
TEMPO.CO, Tacloban – Sejumlah korban yang selamat dari terjangan topan Haiyan yang melanda Filipina dua pekan lalu mulai mendapatkan masalah baru. Setelah sebelumnya sempat dilaporkan kesulitan mendapatkan bantuan, kini mereka mulai terkena pneumonia.
Dalam sebuah wawancara dengan reporter New York Times pada hari Jumat, 22 November 2013, seorang pejabat Departemen Kesehatan Filipina mengatakan, infeksi saluran pernapasan akut, termasuk pneumonia, adalah masalah kesehatan tunggal dan terbesar yang muncul sejak topan melanda wilayah ini.
Ratusan ribu orang telah kehilangan rumah yang akhirnya memaksa mereka tinggal di tempat pengungsian seadanya. Struktur sederhana ini tentunya tidak cocok untuk hujan yang deras dan pergantian cepat dari angin dingin ke teriknya matahari.
Dr Jim Bernadas, kepala petugas kesehatan di Pulau Leyte, yang merupakan pulau dengan kerusakan terparah, menjelaskan, infeksi saluran pernapasan ini berkaitan dengan kurang luasnya tempat pengungsian. Oleh sebab itu, ia berharap akan ada lebih banyak tenda penampungan yang bisa disalurkan kepada para pengungsi.
Pneumonia memang akan menjadi momok bagi setiap tempat pengungsian. Selain memperluas penampungan, tim medis berharap kebutuhan pengungsi akan air bersih dan gizi juga bisa terpenuhi. Hal ini bisa mencegah penyebaran lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang.
Pengungsi juga harus mampu menjaga daya tahan tubuhnya karena bantuan pakaian masih minim. Kebanyakan pengungsi hanya memiliki satu pakaian yang melekat di badan. Saat mereka kehujanan, pakaian itu tetap melekat hingga akhirnya kering dengan sendirinya.
Adapun sejumlah tim medis kembali mengeluhkan kurangnya antibiotik. Sering kali mereka harus meminta kepada tim medis lainnya. Penyaluran antibiotik dari pemerintah Filipina dinilai lambat dan terlalu sedikit.