Sejumlah kantong mayat yang berisi korban topan Haiyan yang melanda Filipina, ditumpuk menjadi satu untuk dikubur secara massal di kota Tacloban, Filipina, (14/11). REUTERS/Edgar Su
TEMPO.CO, Tacloban – Kesulitan Filipina setelah terjangan topan Haiyan bukan sekadar dalam penyaluran bantuan, melainkan juga dalam menguburkan jenazah yang begitu banyak. Pihak berwenang di Tacloban kewalahan mengurus sejumlah besar korban jiwa.
“Kami sampai kehabisan kantong mayat,” ujar Rene Almendras, Sekretaris Kabinet Filipina, seperti dikutip dari Al Jazeera. Hingga saat ini, sudah 4.000 kantong mayat dipakai. Dan Almendras menduga masih akan dibutuhkan banyak kantong lagi seiring dengan evakuasi yang terus berlanjut.
Tidak sampai di situ. Tim penyelamat sempat mengalami kendala saat mereka ingin melakukan penguburan pada sejumlah korban. Pada hari Rabu kemarin, konvoi mobil pengangkut jenazah dihadang sejumlah tembakan dari orang tak dikenal.
Konvoi ini akan membawa para jenazah ke tempat penguburan massal. “Tim sudah selesai melakukan penggalian di lokasi pemakaman, tapi penembakan ini membuat kami tidak bisa melanjutkan,” ujar Wali Kota Tacloban Alfred Romualdez.
Dengan kendala seperti ini, pembersihan jenazah akan terhambat. Semakin lama dibersihkan, jenazah tersebut akan membusuk. Sejumlah jenazah yang masih tergeletak di jalan dan tertimbun puing bisa menimbulkan masalah kesehatan bagi korban yang selamat.